Dark/Light Mode

Biar Nggak Masuk Angin Terus, Rupiah Kudu Jaga Stamina

Kamis, 23 April 2020 10:53 WIB
Biar Nggak Masuk Angin Terus, Rupiah Kudu Jaga Stamina

RM.id  Rakyat Merdeka - Hari ini, rupiah masuk angin lagi.  Mata uang Garuda kembali dibuka melemah di pasar spot sekitar 0,64 persen, berada di posisi Rp 15.498 per dolar AS. Keperkasaannya diharapkan bisa pulih di sesi penutupan, seperti kemarin. 

Pada Rabu (22/4), nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 0,11 persen menjadi Rp 15.450 per dolar AS. Dari kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah juga menguat sekitar 0,48 persen, menjadi Rp 15.567 per dolar AS.

Ini menjadi bukti bahwa rupiah mampu mempertahankan penguatan sebesar 5,52 persen melawan dolar AS, sepanjang bulan ini.

Baca juga : Biar Nggak Lemes Terus, Rupiah Harus Disuntik Vitamin

Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail Zaini melihat, hari ini rupiah masih memiliki peluang untuk terus menguat. Salah satu faktornya adalah tingginya minat investor terhadap obligasi dalam negeri. 

"Ini terbantu oleh penerbitan global bond. Apalagi, kemampuan BI dalam menjaga nilai tukar rupiah ini juga semakin kuat. Ini terlihat dari adanya intervensi dalam menjaga stabilitas rupiah," jelas Ahmad Mikail.

Ia memperkirakan, rupiah sepanjang hari ini akan cenderung bergerak sideways dengan kisaran Rp 15.500-15.550 per dolar AS.

Baca juga : Pelatih Barcelona Nggak Yakin La Liga Dilanjutkan

Berdasarkan data BI, portofolio investasi Indonesia seperti Surat Berharga Negara (SBN) lebih menarik jika dibanding dengan US Treasury.

Hal ini terlihat dari imbal hasil investasi portofolio SBN dalam tenor 10 tahun, yang mencapai 7,1 persen.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, secara bertahap, tingkat kepercayaan investor terhadap Indonesia terus meningkat. Khususnya, dalam portofolio fix income SBN yang terus berangsur naik.

Baca juga : Makin Perkasa, Rupiah Ngacir Tinggalin Dolar

"Dari sisi imbal hasil, investasi portofolio SBN cukup menarik. Ini terlihat dari beberapa indikator yield spread atau perbedaan obligasi 10 tahun pemerintah dengan US Treasury, yang mencapai 7,1 persen atau sekitar 713 basis poin (bps)," jelas Perry.  [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.