Dark/Light Mode

Pers Turut Dukung Kemajuan Perkeretaapian Indonesia

Sabtu, 9 Februari 2019 14:52 WIB
Direktur PT KAI, Edi Sukmoro saat menyampaikan kemajuan layanan KAI kepada pers. (Foto: Humas KAI)
Direktur PT KAI, Edi Sukmoro saat menyampaikan kemajuan layanan KAI kepada pers. (Foto: Humas KAI)

 Sebelumnya 
Tahun ini, KAI mendapatkan kucuran dana public service obligation (PSO) sebesar Rp 2.373.678.465.000,- dari pemerintah.  Subsidi Rp 2,373 triliun itu akan dialokasikan untuk KA antar kota yang terdiri dari KA jarak jauh, KA jarak sedang, dan KA Lebaran. Subsidi tersebut juga diberikan untuk KA perkotaan yang terdiri dari KA jarak dekat/lokal, Kereta Rel Diesel (KRD), dan Kereta Rel Listrik (KRL).

Hal ini dilakukan untuk memotivasi minat masyarakat dalam menggunakan moda kereta api. Dana PSO tersebut diberikan kepada KAI, karena KA mempunyai peran penting sebagai solusi  mengurangi tingginya volume kendaraan di jalan raya, akibat mobilitas masyarakat yang menggunakan kendaraan pribadi. Dalam hal ini, media massa dibutuhkan untuk membuka wawasan masyarakat, terhadap manfaat transportasi massal.

Baca juga : Semangat Eksplorasi PT Saka Energi Indonesia

Peran KAI untuk mengurangi tingginya volume kendaraan di jalan raya, tak hanya sebatas pada angkutan penumpang. Pengalihan tonase angkutan barang dari jalan raya ke KA, juga turut membantu mengurai kemacetan jalan raya. Selain itu, beralihnya tonase angkutan barang ke jalan raya juga dapat mengurangi potensi kerusakan infrastruktur jalan dan jembatan, yang diakibatkan oleh over dimension & over loading (ODOL) truk–truk pengangkut barang.

Hal ini berimbas pada perawatan infrastruktur jalan yang lebih efisien, sehingga menghemat anggaran biaya untuk pemeliharaan jalan dan jembatan oleh pemerintah. “KAI sangat mendukung kebijakan pemerintah terkait kebijakan pembatasan angkutan barang di jalan raya, yang melebihi berat yang diizinkan (over loading) dan melebihi dimensi yang diperkenankan (over dimension),” papar Edi.

Baca juga : Prestasi INKA Kebanggaan Indonesia

“KAI berharap, kereta api dapat mendukung kebijakan tersebut dengan tetap berkolaborasi dan bekerja sama dengan moda angkutan barang lainnya. Dalam hal ini, peran media juga diperlukan untuk menambah wawasan masyarakat terhadap dampak ODOL. Baik dalam jangka pendek, maupun jangka panjang,” imbuhnya.

Selain PSO, KAI juga mendapatkan penugasan lain berupa reaktivasi jalur – jalur kereta api yang mati, untuk mendukung mobilitas masyarakat di daerah. Didukung pemerintah pusat dan daerah, KAI akan segera mengaktifkan kembali 4 jalur KA nonaktif di Jawa Barat.

Baca juga : Pers Wajib Perangi Hoaks

Keempat jalur KA tersebut adalah rute Cibatu – Garut – Cikajang (47,5 km), Rancaekek – Tanjungsari (11,5 km), Banjar – Pangandaran – Cijulang (82 km), dan Bandung – Ciwidey (37,8 km). Reaktivasi jalur ini sangat potensial bagi pengembangan wilayah Priangan Timur dan Tenggara, serta wilayah Selatan Jawa Barat. [TIM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.