Dark/Light Mode

Ditopang Kilang Minyak

Investasi Hilir Migas Bakal Meroket Di 2024

Sabtu, 30 Mei 2020 10:45 WIB
Pembangunan kilang minyak Indonesia
Pembangunan kilang minyak Indonesia

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperkirakan investasi hilir migas bakal terus meningkat hingga 2024. 

Hal ini juga ditopang dengan proyek pengembangan kilang minyak. Kementerian ESDM memperkirakan investasi hilir migas mencapai 3,22 miliar dolar AS pada 2020. 

Direktur Pembinaan Program Migas Kementerian ESDM Soerjaningsih mengatakan, berdasarkan prognosa investasi hilir migas lebih tinggi dari realisasi investasi 2019 sebesar 1,06 miliar dolar. 

“Investasi hilir migas diproyeksikan akan terus meningkat hingga tahun 2024,” katanya di Jakarta, kemarin. 

Menurutnya, investasi hilir migas tahun ini didominasi oleh kegiatan pengolahan yaitu peningkatan kapasitas kilang (RDMP) dan pembangunan kilang baru (GRR) yang mencapai 80 persen. 

Baca juga : BKPM Ramal Sektor Manufaktur Meroket

Selanjutnya adalah investasi di bidang pengangkutan sebesar 14 persen, penyimpanan 4 persen dan niaga 2 persen. 

Terkait proyek pengembangan kilang, ada dua kilang minyak baru di Tuban dan Bontang serta RDMP Kilang Balongan, Balikpapan, Cilacap, Dumai dan Plaju, merupakan upaya meningkatkan ketahanan energi nasional. 

Total investasi kilang-kilang tersebut diperkirakan 68 miliar dolar AS selama periode 2019-2026. Untuk tahun depan, Soerja menjelaskan investasi hilir migas diproyeksikan sebesar 7,23 miliar dolar AS. 

Selanjutnya, pada 2022 target investasi hilir sebesar 11,82 miliar dolar AS. Adapun target investasi 2023 mencapai 14,53 miliar dolar AS dan ditargetkan 13,92 miliar dolar AS pada 2024. 

“Sektor infrastruktur juga menjadi salah satu faktor yang berpengaruh dalam hal tingkat competitiveness,” jelasnya. 

Baca juga : Ini Layanan Dan Jam Operasional Terbatas Bank Mandiri Di Idul Fitri

Saat ini, ia berupaya memperbaiki iklim investasi, termasuk di bidang migas. Faktor utama iklim bisnis adalah birokrasi Pemerintah, stabilitas politik, regulasi perpajakan dan produktivitas tenaga kerja. 

Di satu sisi, pasokan gas akan mengalami penurunan secara perlahan dalam tiga tahun ke depan. Pasokan gas eksisting ini tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan di masa mendatang. 

Artinya, mesti ada proyek baru yang menunjang pasokan tersebut. Untuk itu, investasi hilir migas baru sangat dibutuhkan. 

“Secara nasional gambaran seperti ini kita akan alami penurunan drastis dari existing suplai. Kalau tidak ditunjang dengan proyek-proyek sekarang, untuk memenuhi dari existing kontrak saja mulai 2020-2023 kita tidak mampu,” ungkapnya. 

Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia PT Pertamina Ignatius Tallulembang mengatakan, pembangunan kilang membutuhkan tenaga kerja sekitar 150.000 orang pada masa konstruksi dan 12.000 orang ketika telah beroperasi. 

Baca juga : Anies Perpanjang PSBB Jakarta Hingga 22 Mei 2020

Penggunaan sumber daya lokal diperkirakan 35-50 persen, sementara potensi peningkatan devisa sekitar 12 miliar dolar per tahun. Kapasitas pengolahan kilang-kilang ini mencapai 2,1 juta barel per hari dan produksi petrokimia 12.000 kilo ton per annum (ktpa). 

Tallulembang mengungkapkan, mengingat pembangunan kilang dan petrokimia membutuhkan biaya dan resiko yang besar, diperlukan mitra dalam pelaksanaannya. 

Dalam proses pencarian mitra ini, berdasarkan pelajaran yang diperoleh selama ini, Pertamina membuka peluang kerja sama dengan berbagai skema bisnis. [KPJ]
 

 
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.