Dark/Light Mode

Joss, Rupiah Ngacir Tinggalkan Dolar AS

Rabu, 3 Juni 2020 10:30 WIB
Joss, Rupiah Ngacir Tinggalkan Dolar AS

RM.id  Rakyat Merdeka - Sejak kemarin, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus melesat hingga pembukaan pasar pagi ini. Nilai tukar rupiah menjadi yang terbaik di Asia, dengan mengalami penguatan hingga 1,35 persen. Atau 200 poin berada di level Rp 14.220 per dolar AS dibanding penutupan Selasa (2/6) yang juga menguat Rp 14.415 per dolar AS.

Kemarin di pasar spot, rupiah ditutup menguat 195 poin, atau 1,33 persen ke level Rp 14.415 per dolar AS dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 14.610 per dolar AS.

Di kurs tengah, Jakarta Interbank Spot Dollar AS (Jisdor) Bank Indonesia (BI) rupiah juga menguat tajam 231 poin atau 1,57 persen ke posisi Rp 14.502 per dolar AS.

Baca juga : Sebanyak 465 Ribu Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Situasi dan kondisi AS yang tengah mencekam akibat aksi unjuk rasa terkait pembunuhan pria kulit hitam George Flyod oleh polisi rasis serta ketegangan AS-China, membuat indeks dolar AS melemah 0,21 persen atau 0,209 poin ke posisi 97,464 pagi ini.

Penguatan mata uang Garuda juga diikuti mata uang Asia lainnya. Yen Jepang menguat sebesar 0,16 persen, ringgit Malaysia 0,35 persen, dolar Singapura 0,19 persen, won Korea Selatan 0,71 persen, dan peso Filipina 0,26 persen.

Bahkan, poundsterling Inggris juga menguat 0,24 persen, dolar Kanada 0,08 persen dan dolar Australia 0,62 persen.

Baca juga : Jasa Marga Catat 367.703 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra melihat, penguatan rupiah akan terus menuju nilai terbaik, bahkan di Asia pada hari ini. Apalagi, sejumlah sentimen positif juga ikut mengiringi.

Pembukaan kembali perekonomian di beberapa negara pandemi, dan rencana new normal di Indonesia masih akan menjadi sentimen positif penguatan rupiah terhadap dolar AS hari ini.

"Demo George Floyd masih terus berlangsung di Negeri Paman Sam. Pasar khawatir bisa menekan ekonomi AS, sehingga dolar AS diprediksi melemah. Namun mata uang negara lain termasuk rupiah justru berbalik," katanya.

Baca juga : 237 Warga Pakistan Tinggalkan Indonesia

Pasar juga terus mencermati ketegangan hubungan AS dan China. Jika semakin panas, dampaknya akan buruk terhadap perekonomian AS.

Ariston memprediksi, rupiah berpotensi menguat ke kisaran support Rp 14.300 per dolar AS, dengan potensi resisten di kisaran Rp 14.480 per dolar AS. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.