Dark/Light Mode

Menkumham Menyapa Diaspora Indonesia Di Serbia

Senin, 6 Juli 2020 16:44 WIB
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna Laoly menggelar webinar menyapa sebanyak 109 Diaspora Indonesia di wilayah Serbia, Minggu (5/7/2020).
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna Laoly menggelar webinar menyapa sebanyak 109 Diaspora Indonesia di wilayah Serbia, Minggu (5/7/2020).

 Sebelumnya 
Indonesia dan Serbia memiliki hubungan historis yang sangat baik. Sebelum melawat ke Serbia, Menkumham mengungkapkan, bahwa Duta Besar Republik Serbia untuk Indonesia H.E. Slobodan Marinkovic membahas beragam kerja sama Indonesia-Serbia, pada Senin 29 Juni kemarin di Kemenkumham.

“Beliau sangat menyambut baik dan menyatakan bahwa hubungan Indonesia dan Serbia untuk terus ditingkatkan dalam berbagai bidang. Dalam bidang budaya kah, kalau politik sudah cukup baik, barangkali kita mau tingkatkan dalam bidang ekonomi, hukum, maupun infrastruktur, dan lain-lain,” ungkapnya.

Baca juga : Dubes Bagas Akhiri Masa Tugas Di Swedia

Pemerintah melindungi WNI di Luar negeri Dalam webinar ini, selain Monang Riko Pandjaitan. M. Rizky masyarakat Indonesia yang tinggal di Montenegero juga bertanya kepada Menkumham.

Rizky bertanya seputar repatriasi pada kondisi pandemi virus Covid-19, yang belum mereda di beberapa dunia. Bahkan pandemi Covid-19 diduga tidak akan berhenti setahun.

Baca juga : Pentingnya Wawasan Internasional Bagi Taruna

“Mengingat banyak masyarakat di Serbia dan Montenegro apakah memungkinkan program repatriasi?” tanyanya kepada Menkumham.

Menkumham Yasonna menjelaskan, bahwa beberapa warga Indonesia ingin repatriasi. Khususnya ABK, TKI ingin kembali ke Indonesia.

Baca juga : Top, RI Dapat Izin Ekspor Ikan Ke 28 Negara Di Eropa

“Repatriasi, saya kira kalau di sini (Serbia-red), kalau untuk kembali, tidak ya,” jawabnya.

“Tetapi di Indonesia ABK dari Jepang, Amerika, dari beberapa tempat memang ada gelombang yang harus kita terima. TKI kita dari Malaysia dan beberapa tempat waktu dari Wuhan kita kirim pesawat khusus untuk mereka dan menempatkan mereka di Natuna untuk proses pemantauan selama 14 hari. Dan mudah- mudahan dengan proses ini tidak ada yang Covid-19,” ungkap Menteri Yasonna Laoly.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.