Dark/Light Mode

Di Tengah Tekanan Industri Akibat Covid-19

PT Angkasa Pura II Dongkrak Efisiensi Penerbangan Via A-CDM

Minggu, 12 Juli 2020 11:28 WIB
Di Tengah Tekanan Industri Akibat Covid-19 PT Angkasa Pura II Dongkrak Efisiensi Penerbangan Via A-CDM

 Sebelumnya 
Menurutnya, ada 13 tahapan untuk menerapkan A-CDM secara penuh. Mulai dari pembentukan organisasi, menetapkan target, hingga memastikan keberlanjutan ketika nanti sudah diimplementasikan. Sejumlah tahapan-tahapan itu sudah diselesaikan PT Angkasa Pura II. “Terpenting adalah kolaborasi di antara stakeholder. Tidak bisa lagi hanya menjadi konsep bagi operator bandara, maskapai, air navigation,” tandas Awaluddin.

Penuhi Tiga Objektif ACDM

Baca juga : Dorong Penerapan Teknologi Digital, Angkasa Pura I Luncurkan Sistem Aplikasi APPro

Soekarno-Hatta sebetulnya telah menerapkan A-CDM, meski belum secara penuh. “Penerapan penuh A-CDM di bandara bertujuan mencapai sembilan objektif. Saat ini, Soekarno-Hatta bersama dengan stakeholder seperti AirNav Indonesia berupaya mencapai tiga objektif. Yakni meningkatkan prediktabilitas penerbangan, meningkatkan on time performance (OTP), dan menurunkan tingkat slot yang mubazir/tidak digunakan.

“Tiga objektif itu sangat penting diterapkan di tengah kondisi pandemi global Covid-19. Sehingga, di tengah tekanan ini, sektor penerbangan dapat tetap meningkatkan efisiensi dan efektivitas penerbangan,” tutur Awaluddin.

Baca juga : PLN Genjot Pembangunan Jaringan Transmisi Bawah Tanah Di Makassar

VP Operational Planning & Control Garuda Indonesia Capt. Fanny Kawulusan mengatakan, kunci utama penerapan A-CDM adalah mengoptimalkan sumber daya dan fasilitas yang ada di bandara. Sehingga, menguntungkan bagi semua stakeholder. Baik dari sisi airport operator, aircraft operator, air navigation, ataupun ground handler, yang ujung-ujungnya adalah kepuasan penumpang pesawat.

"Implementasi A-CDM dapat menghasilkan berbagai peningkatan pelayanan. Mulai dari lebih singkatnya waktu taxi bagi pesawat, antrean yang lebih pendek untuk take off, menghemat bahan bakar, menurunkan kongesti di apron dan taxiway, hingga waktu yang lebih hemat dalam menggunakan gate untuk persiapan keberangkatan atau kedatangan. Di dalam platform A-CDM, seluruh stakeholder penerbangan seperti operator bandara, maskapai, air navigation, dan ground handling akan saling berbagai seluruh informasi dan data. Sehingga, operasional setiap penerbangan dapat direncanakan dengan baik.

Baca juga : Di Tengah Cengkraman Covid-19, KBRI Prancis Gencar Promosi Investasi

Sementara VP ANS Data & Evaluation AirNav Indonesia Roy Johanis menuturkan, implementasi A-CDM melengkapi sistem Air Traffic Flow Management (ATFM) yang kini sudah diterapkan. “ATFM dan A-CDM ini adalah dua hal yang berbeda. ATFM bertujuan me-manage demand dan capacity. Demand harus sesuai capacity, karena kalau demand melebihi capacity maka akan terjadi inefisiensi. Sementara, A-CDM bertujuan improve predictability dan optimize resource. Scope ATFM adalah airspace, sementara scope A-CDM adalah airport," jelasnya.

 “Fase dari ATFM adalah take off sampai landing, sementara Fase dari A-CDM lebih ke arah pergerakan di airport,” tambah Roy. Implementasi ATFM dan A-CDM dapat meningkatkan aspek keselamatan dan efisiensi di sektor lalu lintas penerbangan nasional yang diprediksi ke depannya berada di lima besar dunia. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.