Dark/Light Mode

Cuma Garuda, BUMN Yang Potong Gaji di Tengah Pandemi

Jumat, 24 Juli 2020 12:28 WIB
Direktur Utama PT Garuda Indonesia Irfan Setiaputra dalam acara Ngopi Pagi bertajuk `Yuk Terbang Lagi Bersama Garuda`, yang ditayangkan di seluruh kanal media sosial Rakyat Merdeka, Jumat (24/7). (Sumber: YouTube)
Direktur Utama PT Garuda Indonesia Irfan Setiaputra dalam acara Ngopi Pagi bertajuk `Yuk Terbang Lagi Bersama Garuda`, yang ditayangkan di seluruh kanal media sosial Rakyat Merdeka, Jumat (24/7). (Sumber: YouTube)

RM.id  Rakyat Merdeka - Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra mengaku berupaya keras agar maskapai pelat merah itu bisa bertahan menghadapi pandemi Covid-19. Salah satunya, dengan memangkas gaji.

Irfan menceritakan, sejak awal dihantam pandemi, maskapai berlambang burung biru ini sudah melakukan efisiensi gaji. Yang pertama dipotong, adalah kelompok gaji Direksi dan Komisaris. Kemudian, gaji karyawan mengikuti.

Baca juga : AC Milan vs Atalanta, Sang Predator Ditinggal Pawang

"Di lingkungan BUMN, Garuda adalah satu-satunya yang melakukan pemotongan gaji. Saya juga kaget, kok BUMN lain belum ngikutin. Tapi mungkin, mereka kondisinya baik-baik saja. Saya nggak tahu juga," ungkap Irfan dalam acara Ngopi Pagi bertajuk "Yuk Terbang Lagi Bersama Garuda" yang disiarkan secara langsung di seluruh kanal media sosial Rakyat Merdeka, Jumat (24/7).

Irfan menjelaskan, pemotongan gaji ini lebih tepat disebut penundaan. Karena, perusahaan akan mengembalikan akumulasi pemotongan pada saat kondisi kembali normal. Sejalan dengan performa kinerja perusahaan ke depannya.

Baca juga : Bamsoet Harap ICMI Lahirkan Banyak Pemimpin di Tengah Pandemi Covid-19

Selain melakukan efisiensi melalui instrumen gaji, Irfan juga mengeluarkan beberapa kebijakan lainnya. Antara lain, menawarkan secara sukarela kepada para pegawai kontrak untuk dirumahkan. Beberapa pegawai kontrak dipercepat masa kontraknya, tapi tetap dibayarkan haknya. Serta menawarkan pensiun dini.

Menurutnya,  saat ini sudah ada sekitar 400 pengawai yang mengambil opsi pensiun dini, dengan beragam alasan. Ada yang mau istirahat dirumah, punya opportunity lain, dan ada juga yang banting setir berbisnis.

Baca juga : Pasar Tani Dorong Roda Ekonomi Tetap Berputar Di Tengah Pandemi Covid-19

"Yang pasti, PHK itu adalah opsi terakhir," tandas Irfan. [KPJ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.