Dark/Light Mode

Dibayangi Ancaman Covid dan Potensi Resesi, Rupiah Megap-megap

Senin, 10 Agustus 2020 11:40 WIB
Dibayangi Ancaman Covid dan Potensi Resesi, Rupiah Megap-megap

RM.id  Rakyat Merdeka - Mengawali pekan ini, nilai tukar rupiah dibuka melemah 40 poin atau setara 0,27 persen, di level Rp 14.625 per dolar AS.

Mayoritas mata uang Asia saat ini berada di zona merah. Yang menguat hanya yen Jepang, baht Thailand, serta dolar Taiwan yang menguat.

Yen tepat berada di bawah rupiah, setelah menguat 0,12 persen terhadap the greenback. Disusul baht yang terkerek 0,08 persen serta dolar Taiwan yang naik tipis 0,003 persen atas dolar AS.

Baca juga : Matahari Rugi Rp 357 Miliar

Won Korea Selatan menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam di Asia, setelah turun 0,26 persen. Sementara ringgit Malaysia terkikis 0,21 persen dan yuan China yang melemah 0,06 persen terhadap dolar AS. Disusul, peso Filipina yang terdepresiasi 0,02 persen.

Sementara dolar Singapura melemah tipis 0,007 persen terhadap the greenback, dolar Hong Kong bergerak stabil dengan kecenderungan melemah tipis di pagi hari ini.

Dolar AS memerah atas banyak mata uang, seperti dolar Australia, euro, poundsterling, dolar New Zealand dan dolar Kanada.

Baca juga : Seruan Lawan Covid Akan Digemakan 5 Kali Sehari Dari Masjid

Menurut Kepala Riset dan Edukasi PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra, pelemahan ini disebabkan oleh beberapa faktor dari dalam negeri maupun luar negeri.

"Pekan depan, pasar akan memerhatikan perkembangan hubungan AS-China yang makin memanas dan pembicaraan paket stimulus kedua AS yang masih menemui deadlock. Di samping perkembangan penularan covid-19 yang masih terus tinggi," papar Ariston.

Faltor-faktor tersebut, dinilai bisa memberikan sentimen negatif ke aset berisiko, termasuk rupiah. Dari dalam negeri, sentimen negatif terhadap kurs rupiah datang dari potensi resesi di Indonesia.

Baca juga : Aishwarya Rai Dan Anaknya Sembuh Dari Covid, Suami Dan Mertua Masih Opname

"Indikasi pemulihan ekonomi dan kelancaran distribusi stimulus pemerintah, bisa membantu memperbaiki sentimen," tutur Ariston.

Pasar mendapati data tenaga kerja AS pada bulan Juli dirilis lebih bagus dari proyeksi seperti Data Non Farm Payrolls dan Data Pengangguran. Indikasi pemulihan ekonomi AS ini, diyakini bisa menguatkan nilai mata uang negara tersebut di awal pekan ini. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.