Dark/Light Mode

Laba Bank Mandiri Rp 10,3 Triliun Di Semester I-2020

Rabu, 19 Agustus 2020 19:37 WIB
Ilustrasi/istimewa
Ilustrasi/istimewa

RM.id  Rakyat Merdeka - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mencatatkan laba bersih Rp 10,293 triliun pada semester I-2020. Jumlah tersebut turun 23,93 persen secara year on year (YoY) dari periode yang sama tahun sebelumnya, yakni sebesar Rp 13,531 triliun.

Namun Bank Mandiri masih mampu menangani kredit bermasalah tetap dalam posisi sehat.

Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar mengatakan, Bank Mandiri saat ini fokus kepada penyaluran kredit dalam mendukung program pemulihan ekonomi nasional (PEN) akibat pandemi Covid-19.

Restrukturisasi kredit tersebut diberikan kepada debitur yang terdampak pandemi virus corona.

"Yang kedua, menerapkan efisiensi biaya, dengan fokus pada peningkatan produktivitas kerja dan penurunan biaya operasional, dimana secara kuartal biaya operasional mengalami penurunan sebesar 8,7 persen," ujarnya dalam sesi teleconference, Rabu (19/8/2020).

Baca juga : Bank Mandiri Dan KAI Terbitkan Kartu Commuter Pay

Terkait angka pertumbuhan kredit Bank Mandiri, Royke menjelaskan, terjadi pertumbuhan YoY 4,38 persen atau Rp 817,7 triliun pada semester I 2020, naik dari Rp 835,1 triliun pada periode sama tahun sebelumnya.

"Dengan kualitas portofolio terjaga, non-performing loan (NPL) gross Bank Mandiri berada di 3,28 persen dengan NPL nett 0,85 persen," sambung Royke.

Berdasarkan laporan keuangan Bank Mandiri, pendapatan operasional perseroan tercatat sebesar Rp 43,372 triliun, naik 2,63 persen dari semester I 2019 yang senilai Rp 42,260 triliun.

Angka tersebut didukung oleh pendapatan bunga bersih (net interest income) yang naik 0,10 persen menjadi Rp 29,778 triliun dari Rp 29,748 triliun pada semester I 2019. 

Fee based income perusahaan juga tumbuh secara tahunan 8,64 persen, dari Rp 12,513 triliun di semester I-2019 menjadi Rp 13,594 triliun. 

Baca juga : Gaet Bukalapak, Bank Mandiri Promosikan 400 Produk UMKM

Prinsip Kehati-hatian 

Royke menambahkan, pihaknya terus memastikan strategi pertumbuhan yang konservatif melalui penerapan prinsip kehati-hatian dan analisis sektor yang cermat dalam penyaluran kredit dengan pencapaian rasio kredit bermasalah Bank Mandiri di level 3,28 persen. 

“Untuk mengantisipasi potensi ketidakpastian ekonomi ke depan, kami juga membangun pencadangan untuk memastikan terjaganya kualitas aset. Per Juni 2020, rasio coverage CKPN konsolidasi kami berada di kisaran 195,5 persen,” katanya. 

Meski meningkatkan pencadangan, Royke menjelaskan, pihaknya memastikan bahwa likuiditas perseroan berada pada level yang aman dan dapat mendukung skenario ekspansi perseroan. 

Hal ini didukung oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) konsolidasi yang mencapai 15,82 persen secara year on year menjadi Rp 976,6 triliun, dimana komposisi dana murah mencapai 61,9 persen. 

Baca juga : LPDB KUMKM Pastikan Dana PEN Rp 1 Triliun Diserap Koperasi


“Kita sama-sama berharap bahwa berbagai kebijakan pemerintah yang didukung oleh berbagai elemen bangsa, termasuk industri keuangan, akan dapat menggeliatkan kembali perekonomian domestik,” pungkasnya. [DWI]

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.