Dark/Light Mode

BNI Catat Kenaikan Aset Hingga Rp 880,12 Triliun di Semester I

Rabu, 19 Agustus 2020 20:42 WIB
Foto: Dok. BNI
Foto: Dok. BNI

RM.id  Rakyat Merdeka - Sepanjang semester I-2020, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk mencatat total aset tumbuh 4,4 persen yoy sebesar Rp 880,12 triliun dari capaian aset tahun lalu sebesar Rp 843,21 triliun.

Direktur Layanan dan Jaringan BNI Adi Sulistyowati menerangkan pertumbuhan aset di semester pertama ini relatif sama dengan 2019, yang tumbuh sebesar 4,6 persen yoy. Pertumbuhan ini dilakukan sejalan dengan strategi BNI yang sangat selektif dalam melakukan ekspansi di tengah pandemi Covid-19 yang sudah mulai mewabah sejak awal 2020.

Pertumbuhan aset tersebut terutama ditopang oleh dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh baik sebesar 11,3 persen yoy, dari Rp 595,07 triliun pada paruh pertama 2019 menjadi Rp 662,38 triliun pada paruh pertama 2020. Pertumbuhan DPK tersebut lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan DPK di industri per Juni 2020 yang tumbuh 7,9 persen yoy.

Baca juga : Laba Bank Mandiri Rp 10,3 Triliun Di Semester I-2020

"Upaya menghimpun DPK dilakukan dengan menjadikan dana murah (CASA) sebagai prioritas utama, yang kami maksudkan untuk memperbaiki cost of fund ke depan," imbuhnya saat menggelar konferensi persen kinerja semester II-2020 di Jakarta, Selasa (18/8).

Dari sisi cost of fund menjadi 2,9 persen membaik 30 basis poin (bps) dibandingkan posisi yang sama tahun lalu sebesar 3,2 persen. Membaiknya cost of fund ini mendorong penurunan beban bunga di semester pertama sebesar 5,6 persen yoy, sehingga di tengah kondisi bisnis yang menantang akibat pandemi ini, BNI dapat menjaga NIM di level 4,5 persen.

"Di samping itu, kami juga melakukan langkah-langkah disiplin biaya dengan melakukan efisiensi pemakaian beban operasional, dimana pertumbuhannya dapat kami tekan hingga -0,3 persen yoy," ujarnya.

Baca juga : Agar Proses Belajar Lancar, Kemenag Beri Bantuan Pesantren Rp 2,5 Triliun

Penghematan tersebut dilakukan terutama dengan mengendalikan biaya-biaya variable yang disebabkan adanya penyesuaian operasional dan proses bisnis pada masa pandemi. Di saat yang sama, di mana perekonomian terkontraksi atau minus 5,23 persen yoy di semester I-2020 akibat Covid-19, BNI tetap menjalankan fungsi intermediasinya dengan baik, dengan pertumbuhan yang selektif dan terukur.

Hal ini ditunjukan dengan kredit yang tumbuh sebesar 5 persen yoy, dari Rp 549,23 triliun pada semester I-2019 menjadi Rp 576,78 triliun pada semester I-2020, atau BNI telah menyalurkan kredit sebesar Rp 27,5 triliun.

Pertumbuhan kredit dikontribusi oleh Kredit Korporasi Swasta yang tumbuh 12,6 persen yoy Rp 196,32 triliun, kemudian kredit pada Korporasi BUMN tumbuh 6,1 persen menjadi Rp 117,8 triliun.

Baca juga : Pemerintah Rencanakan Defisit Anggaran RAPBN 2021 Tak Lebihi 5,5 Persen

Adapun Kredit Segmen Kecil dan Konsumer tumbuh masing-masing sebesar 3,4 persen yoy dan 3,9 persen yoy. "Pertumbuhan kredit pada segmen kecil terutama berasal dari penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan kredit di bawah Rp 10 miliar, sedangkan kredit konsumer berasal dari mortgage dan payroll loan," katanya.

Pertumbuhan kredit yang selektif dan terukur yang disertai dengan penurunan beban bunga yang signifikan menghasilkan pertumbuhan pendapatan bunga bersih (Net Interest Income) sebesar 1 persen yoy.

Sementara itu, dari sisi pendapatan non bunga, BNI mencatat pertumbuhan sebesar 3,2 persen yoy, sehingga sampai dengan semester pertama, BNI berhasil membukukan laba bersih atau net profit sebesar Rp 4,46 triliun. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.