Dark/Light Mode

Efek Corona Diramal Terasa Sampai Tahun Depan

Pemerintah Revisi Target Laju Ekonomi 2021 Turun Jadi 5 Persen

Sabtu, 12 September 2020 06:49 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani. (Dok : RM)
Menteri Keuangan Sri Mulyani. (Dok : RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketidakpastian ekonomi global akibat pandemi Covid-19 diproyeksi masih berlanjut hingga tahun depan. Atas dasar kondisi itu, pemerintah merevisi target ekonomi 2021 dari 5,5 persen menjadi 5,0 persen.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, angka 5,0 persen merupakan titik tengah dari rentang 4,5-5,5 persen yang pernah disampaikannya dalam nota keuangan.

Target pertumbuhan ekonomi 2021 sebesar 5,0 persen sudah dimasukkan dalam postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021 yang sudah dibahas bersama Panitia Kerja Badan Anggaran (Panja Banggar) DPR.

“Tahun 2021 telah kita tetapkan titiknya di 5,0 persen. Ini keputusan yang tepat, yang baik, menggambarkan harapan namun kehati-hatian terhadap 2021,” ungkap Sri Mulyani saat rapat kerja (Raker) dengan Banggar DPR, kemarin.

Baca juga : Pacman Fokus Jadi Senator

Hadir dalam raker itu, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (Bappenas), Suharso Monoarfa dan Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo.

Ani-sapaan akrab Sri Mulyani menerangkan, penetapan target pertumbuhan ekonomi di level 5,0 persen ini telah mempertimbangkan ketidakpastian akibat Virus Corona yang terjadi pada tahun 2020 dan berlanjut di 2021.

Menurutnya, sampai saat ini penyebaran Virus Corona masih terus terjadi. Semua provinsi di Indonesia telah terkontaminasi. Sehingga, kewaspadaan terhadap dampak pandemi Corona, harus menjadi salah satu perhitungan ekonomi.

“Kita tetap waspada namun tidak kehilangan fokus, karena akhir-akhir ini terlihat eskalasi ketidakpastian meningkat,” imbuh Ani.

Baca juga : Pemerintah Rencanakan Defisit Anggaran RAPBN 2021 Tak Lebihi 5,5 Persen

Meski postur pertumbuhan ekonomi berubah, namun Ani memastikan asumsi dasar ekonomi lainnya di 2021 masih tetap. Meskipun target laju ekonomi direvisi, tetapi pemerintah tidak merombak target indikator ekonomi lainnya.

Inflasi yang masih dipatok 3,0 persen, nilai tukar rupiah Rp 14.600, Tingkat Suku Bunga (SBN) 10 tahun 7,29 persen. 

Harga Minyak Mentah Indonesia (ICP) 45 dolar AS per barel, Lifting Minyak Mentah Indonesia 705 ribu barel per hari dan Lifting gas bumi 1,007 juta barel setara minyak per hari.

Selain itu, sasaran pembangunan juga masih sama seperti asumsi dasar RAPBN. Tingkat pengangguran terbuka dipatok 7,7-9,1 persen, tingkat kemiskinan 9,2-9,7 persen, Gini rasio 0,377-0,379 dan Indeks Pembangunan Manusia di rentang 72,78-72,95.

Baca juga : Corona Bikin Pendapatan Astra Turun 23 Persen

NTP dan NTN Dikoreksi

Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa sempat mengajukan koreksi Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Nelayan (NTN) dalam Rancangan APBN 2021.

“Yang diusulkan pemerintah NTP dan NTN antara 102 sampai 104, jadi bukan angka lain,” kata Suharso. Menurutnya, besaran NTP dan NTN itu sudah diselesaikan bersama dengan Komisi XI DPR.

Ketua Badan Anggaran DPR, Said Abdullah mengungkapkan, bahwa NTP sebesar 102 dan NTN sebesar 104 sudah disepakati sesuai dengan hasil pembahasan RAPBN 2021 di Panja A. “NTP 102, dan NTN 104. Terima kasih kami sudah diingatkan dan itu sudah menjadi kesepakatan di Panja A,” katanya. [NOV]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.