Dark/Light Mode

Semoga Covid-19 Berhasil Ditekan

PSBB Jilid II, Jumlah Penumpang Kereta Api Kembali Turun

Selasa, 15 September 2020 06:41 WIB
Pengetatan PSBB  Jakarta Kereta api tetap beroperasi
Pengetatan PSBB Jakarta Kereta api tetap beroperasi

RM.id  Rakyat Merdeka - Penerapan kembali Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta mulai kemarin, diharapkan bisa menjadi jurus pamungkas dalam pengendalian Virus Covid-19. 

Karena jika tidak, efeknya akan mempengaruhi penanganan Covid-19 secara nasional.

Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menilai, PSBB adalah suatu keniscayaan lantaran jumlah pasien Covid-19 bertambah banyak. 

Ia menegaskan, dalam menangani wabah, nyawa dan keselamatan warga sudah seharusnya menjadi prioritas, tanpa kompromi. 

“Melambungnya jumlah orang terpapar Covid-19 seharusnya menjadi warning (peringatan) keras bagi semua pihak, bahwa selama ini ada yang salah dalam menangani dan mengendalikan pandemi di Indonesia, dan terutama di DKI Jakarta,” cetusnya. 

Ia menilai pemerintah terburuburu dalam membuka keran ekonomi, sementara aspek pengendalian belum memenuhi syarat, sebagaimana standar yang ditetapkan WHO (World Health Organization), yakni positivity rate di bawah 5 persen.

Sebab lainnya, tingkat kepatuhan masyarakat yang masih lemah, khususnya dalam menggunakan masker dan menjaga jarak. 

Baca juga : WHO: India Negara Dengan Jumlah Positif Paling Banyak Di Dunia

“PSBB Jakarta kali ini harus menjadi pertaruhan terakhir untuk mengendalikan wabah Covid-19 di Jakarta,” tegasnya. 

Pasalnya, sambung dia, jika PSBB Jakarta jilid dua ini gagal, maka akan berdampak buruk terhadap pengendalian wabah di level nasional. Dan klimaksnya, denyut nadi perekonomian nasional semakin terpuruk. 

“Jangan mimpi pertumbuhan ekonomi akan membaik, jika aspek pengendalian wabah Covid-19 masih berantakan dan amburadul seperti sekarang,” tandasnya. 

Karena itu, Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PKPC-PEN), yang juga Menteri BUMN Erick Thohir mengaku, tetap proaktif pada kebijakan terkini yang dibuat Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Dan selama ini program sosial yang dijalankan Komite merupakan satu kesatuan dengan kesehatan. 

“Karena kesehatan lebih utama. Kami tidak mungkin menerapkan kesehatan tapi rakyat tidak makan, karena sulit bekerja,” ujarnya, di Jakarta, kemarin. 

Seperti diketahui, dalam kebijakan terbaru, terdapat penyekatan terbatas terhadap semua kegiatan yang berlangsung di Jakarta. 

Kegiatan perkantoran yang meliputi 11 sektor, lalu kantor pemerintahan/ASN, dan perusahaan swasta diperbolehkan tetap berjalan, dengan syarat dibatasi menjadi 25 persen dan akan berlangsung selama dua minggu. 

Baca juga : Imbas Covid-19, Angkutan Barang Jadi Sumber Utama Pendapatan KAI

Aturan ini cukup berhasil membuat masyarakat tidak ‘keluyuran’ menggunakan angkutan umum. Seperti dikatakan Vice President (VP) Corporate Communications PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) Anne Purba, pada hari pertama penerapan kembali PSBB total di Jakarta, sejumlah stasiun tampak sepi dibanding Senin pekan lalu. 

Hingga pukul 08:00 WIB, pengguna KRL tercatat hanya ada 92.546 pengguna, berkurang hingga 19 persen dibanding Senin (7/9) pekan lalu, yang mencapai 114.075 pengguna pada waktu yang sama. 

“Penurunan jumlah pengguna tercatat di hampir seluruh stasiun KRL,” ungkapnya. 

Pada pemberlakuan PSBB tahap kedua ini jam operasional KRL masih dimulai pukul 04.00-21.00 WIB dengan 975 perjalanan KRL per hari. Kapasitas pengguna KRL pun masih berlaku sesuai aturan yaitu 74 orang per kereta. 

“Hal ini masih akan dilakukan evaluasi kembali dengan mempertimbangkan pergerakan masyarakat yang menggunakan KRL di masa PSBB ini,” katanya. 

Penumpang Pesawat Tetap Sementara di bandara, PT Angkasa Pura II (Persero) telah mensurvei 111 penumpang di Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) pada Jumat (11/9). 

Salah satu hasilnya, responden yang menyatakan PSBB Jakarta tidak berpengaruh terhadap rencana penerbangan sebanyak 23 persen, dan biasa saja sebanyak 15 persen. Sementara 75 persen responden mengaku tidak akan membatalkan rencana perjalanan dengan pesawat alias tetap akan bepergian. 

Baca juga : Sembuh Covid-19, Wakil Wali Kota Solo Serahkan Sapi Kurban Dari Jokowi

Hanya 6 persen yang akan membatalkan dan 19 persen yang akan merencanakan ulang penerbangan. 

“Mayoritas responden tetap meyakini untuk terbang, baik sesuai jadwal atau merencanakan ulang jadwal penerbangan. Ini memberikan sinyal, bahwa penerapan PSBB Jakarta tidak berdampak signifikan terhadap pergerakan penumpang pesawat,” terang President Director Muhammad Awaluddin kemarin di Jakarta. 

Sektor perbankan juga telah menyesuaikan operasional kantor cabang di Wilayah DKI Jakarta, seperti yang dilakukan Bank Mandiri. 

Berlaku Senin (14/9), Bank Mandiri tetap buka dengan jumlah cabang yang operasional sebanyak 223 kantor di seluruh DKI Jakarta. Berkurang dibanding masa PSBB transisi sebelumnya sebanyak 287 kantor cabang. Kantor Cabang tersebut, akan memberikan layanan perbankan mulai pukul 09.00 hingga 14.00, dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat oleh seluruh karyawan. 

Menurut Direktur Operations Bank Mandiri Panji Irawan, pengoperasian cabang tersebut telah menyesuaikan dengan arahan Pemprov DKI Jakarta terkait penghentian operasional beberapa kawasan, gedung ataupun instansi lain. 

“Jika ada kantor cabang Bank Mandiri yang berada di dalam kawasan atau gedung atau wilayah yang ditutup, tentu kami harus mengalihkan operasional cabang tersebut ke cabang terdekat,” terangnya. [IMA]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.