Dark/Light Mode

Untuk Mengkonter Islamofobia

Pentingnya Promosi Islam Moderat Khas Indonesia

Senin, 14 September 2020 06:57 WIB
Demo menentang Islamofobia di Inggris.(AP Photo/Matt Dunham)
Demo menentang Islamofobia di Inggris.(AP Photo/Matt Dunham)

RM.id  Rakyat Merdeka - Islamofobia berkembang di berbagai belahan dunia. Terutama di Eropa dalam beberapa waktu terakhir ini. Islam moderat ala Indonesia dinilai dapat mengkonter ketakutan tersebut.

Duta Besar Republik Indonesia untuk Jerman Arief Havas Oegroseno menjelaskan, jumlah umat Islam di Eropa akan terus meningkat. Banyak faktor yang menjadikan hal itu.

Di antaranya, konflik di negara-negara Afrika dan Timur Tengah. Seperti di Suriah atau di Libya dan sebagian Yaman. Yang tentu menyumbang imigran.

Baca juga : PLN Selesaikan Pembangunan Jaringan Transmisi Di Gerbang Timur Indonesia

Lalu, umat Islam di Eropa juga memiliki keluarga yang lebih banyak dibandingkan umat agama yang lain. “Berarti ini menjadi kontributor bagi meningkatnya warga Islam di Eropa,” ucap Havas, dalam pengajian bulanan PP Muhammadiyah bertema Islam dan Islamofobia di Eropa, yang digelar secara virtual, pekan lalu.

Khusus di Jerman, ada kebijakan yang membuka kemungkinan masuknya imigran atau pengungsi dari negara-negara di kawasan Timur Tengah. Namun, kebijakan itu juga mendapat tantangan dari warganya.

“Dengan kondisi tersebut, Islam moderat khas Indonesia harus terus dipromosikan agar menjadi arus utama di dunia,” kata dia.

Baca juga : Pilkada Di Tengah Pandemi, Perludem Ingatkan Pentingnya Mitigasi Penularan Corona

Dengan begitu, dapat mengikis Islamofobia atau ketakutan terhadap Islam di berbagai be- lahan dunia. Termasuk di Eropa. Soalnya, dunia lebih banyak mengenal Islam yang menonjol karena radikalisme dan anti- demokrasi. “Seperti yang banyak terjadi di negara-negara Timur Tengah,” imbuhnya. 

Menurut Havaz, Muhammadiyah khususnya, harus bisa memberi gambaran Islam tidak selalu identik dengan Timur Tengah. Islam juga ada di negara demokrasi terbesar ketiga dunia yaitu Indonesia. Bagaimana Islam di Indonesia?

Di Indonesia, Islam mampu hidup dengan menghargai wanita. Contohnya, banyaknya politisi wanita, pegawai negeri wanita. Dan itu yang tidak banyak diketahui di Eropa.

Baca juga : Peran Penting Jurnalis Perkuat Hubungan Indonesia-Pakistan

Orang Eropa, lanjutnya, lebih banyak mengenal Islam adalah sesuatu yang lekat dengan negara-negara Afrika Tengah atau Timur Tengah. Sementara Indonesia lebih banyak dikenal sebagai negara tujuan wisata daripada karakter Islam moderat-nya.

Kata dia, pandangan umum Islamofobia atau anti-Islam terjadi karena pemahaman salah. Seperti di Timur Tengah yang tidak demokratis. Lalu diasosiasikan dengan Islam. Menurutnya, ketika Islam disamakan dengan Timur Tengah, maka menjadi satu simbol yang tidak sesuai dengan modernisme, demokrasi dan Hak Asasi Manusia (HAM).

Padahal jika ditelaah secara mendalam, justru narasi-narasi modernisme, demokrasi dan hak asasi manusia menjadi arus utama dalam ajaran Islam. Dia mencontohkan pada masa kejayaan Islam, ilmu pengetahuan berkembang sangat pesat. Itu bukti Islam tidak anti-sains.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.