Dark/Light Mode

Market Share Naik 9,68 Persen

Industri Keuangan Syariah Tetap Moncer Di Era Corona

Selasa, 22 September 2020 05:30 WIB
Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso
Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso

RM.id  Rakyat Merdeka - Kinerja industri keuangan syariah tetap moncer di masa pandemi Covid-19. Lembaga keuangan itu mencatat pertumbuhan positif pada kuartal I-2020.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan hingga Juli 2020, aset keuangan syariah naik 20,61 persen year on year (yoy) menjadi sebesar Rp 1.639,08 triliun. Dan, market share juga naik di 9,68 persen. 

Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso menilai, capaian tersebut bukti bahwa keuangan syariah memiliki semangat yang tinggi untuk dapat bertahan. Artinya, industri ini siap mendukung Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). 

“Masa pandemi harus jadi momentum kebangkitan ekonomi syariah, terutama untuk mengambil peran besar dalam percepatan Program PEN,” ucap Wimboh dalam Forum Riset Ekonomi Keuangan Syariah (FREKS) 2020 di Jakarta, kemarin. 

Dia menuturkan, Indonesia memiliki potensi ekonomi syariah yang besar, mengingat mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim. 

Baca juga : Penjualan Naik, Menperin Pede Industri Mobil Melesat Di Semester II

Menurutnya, peran sektor jasa keuangan sangat diharapkan sebagai katalis untuk menumbuhkan kinerja perekonomian, termasuk peran ekonomi dan keuangan syariah. 

Wimboh memaparkan, pertumbuhan keuangan syariah didukung oleh semakin banyaknya jumlah lembaga jasa keuangan syariah. 

Di sektor perbankan terdapat 14 bank umum syariah, 20 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 162 Badan Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS). Kemudian di pasar modal, terdapat 464 saham syariah, 145 sukuk korporasi, 282 reksadana syariah dan 66 sukuk negara. 

Selain itu, pada industri keuangan non bank, terdapat 215 lembaga jasa keuangan syariah, termasuk perusahaan asuransi, pembiayaan, penjaminan dan lembaga keuangan mikro syariah. 

Di kesempatan yang sama, Menteri Keuangan sekaligus Ketua Ikatan Ahli Ekonomi Indonesia (IAEI) Sri Mulyani mengamini kinerja industri keuangan syariah mengalami kemajuan. 

Baca juga : PSBB Total, OJK Pastikan Seluruh Layanan Industri Jasa Keuangan Tetap Beroperasi

Bahkan, perbankan syariah Indonesia sempat tumbuhan double digit dengan market share di atas 5 persen. Namun di kala pandemi menghantam seluruh industri keuangan, perbankan syariah ikut terkena dampak. 

“Pandemi ini tidak hanya masalah kesehatan dan mengancam jiwa. Tapi mempengaruhi kondisi sosial dan ekonomi. Hal itu berimbas ke keuangan syariah,” ujarnya. 

Mantan Managing Director World Bank ini meminta keuangan syariah agar terus beradaptasi dengan teknologi. Sehingga, produktivitas bisa naik dan dapat bersaing. 

“Pemerintah akan terus mendukung peningkatan konten teknologi dan inovasi dalam industri halal, makanan, manufaktur, dan keuangan,” ucapnya. 

Dihubungi terpisah, Pengamat Ekonomi Syariah Universitas Indonesia (UI) Yusuf Wibisono berpendapat, Indonesia sebagai negara Muslim terbesar di dunia sekaligus anggota G-20, berpeluang besar menjadi leader dalam industri keuangan syariah bahkan menjadi regional Islamic finance hub. 

Baca juga : Rakyat Miskin dan Pengangguran Terkerek Lagi Karena Corona

“Di perbankan syariah, secara model bisnis juga lebih ramah kepada sektor riil dan UMKM. Sehingga bisa menjadi jalan bagi Indonesia yang sedang berjuang keluar dari middle income trap,” katanya kepada Rakyat Merdeka. 

Namun diakuinya, untuk meningkatkan market share perbankan syariah di atas 5 persen, masih terasa berat, khususnya dalam kondisi seperti sekarang. 

Menurutnya, selama tidak ada kebijakan afirmatif dari otoritas atau pemerintah, pangsa perbankan syariah hanya akan meningkat secara konservatif. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.