Dark/Light Mode

Bustanul Arifin: Pertanian Jadi Bantalan Resesi Ekonomi

Senin, 9 November 2020 17:43 WIB
Petani panen padi (ilustrasi)
Petani panen padi (ilustrasi)

RM.id  Rakyat Merdeka - Peningkatan pertumbuhan ekonomi di sektor pertanian diapresiasi oleh kalangan akademisi maupun pengamat. Tak dipungkiri, capaian tersebut juga didorong oleh upaya maksimal dari instansi terkait, yaitu Kementerian Pertanian (Kementan).

Menurut Pengamat Ekonomi Pertanian dari Universitas Unila Lampung Prof Bustanul Arifin, pertumbuhan positif sektor pertanian pada triwulan III-2020 yang mencapai angka 2,15 persen (year on year/yoy), jauh di atas dari pertumbuhan ekonomi nasional yang minus 3,45 persen.

"Pandemi Corona juga berdampak pada tingkat pengangguran terbuka (TPT) menjadi 9,77 Juta orang atau 7,07 persen. Pada sisi ini, sektor pertanian menyerap lapangan kerja 29,76 persen atau peningkatannya mencapai satu persen," ucap Bustanul saat dihubungi, Minggu (8/11).

Selain itu, bila dilihat dari sisi pangsa pasar, pertanian juga terlihat bangkit yang semula di tahun 2010 sebesar 15,3 persen sempat turun di tahun 2019 menjadi 13 persen. Namun, tepat di Triwulan ke III -2020 naik menjadi 14,68 persen. 

Baca juga : Terapkan Program ISED, Pemerintah Gandeng Jerman Bangkitkan Wisata Lombok

Sehingga disimpulkannya, dalam kondisi sulit di masa pandemi Covid-19, sektor pertanian menjadi bantalan dan andalan menghadapi resesi perekonomian.

"Di sinilah peran Kementerian Pertanian yang tidak pernah kendor," katanya.

Dirinya mencermati, beberapa bidang lain seperti peternakan dalam dua triwulan berturut-turut masih mengalami pertumbuhan negatif. Hal tersebut disebabkan oleh rendahnya harga daging dan telur ayam, akibat melemahnya permintaan.

"Ini menjadi amat signifikan mengganggu kinerja subsektor peternakan, sehingga perlu mendapat perhatian serius, jika ingin mencapai yang lebih baik," paparnya.

Baca juga : Ternyata Ini Penyebab Pertanian Tetap Tumbuh Di Kuartal III

Namun Bustanul mengatakan, Kementerian Pertanian telah melakukan langkah terbaik, dengan mengeluarkan Surat Edaran Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan untuk mengelola jumlah atau suplai GGPS (Great-Grand Parent Stock) atau bibit biangnya ayam dan GPS (Grand Parent Stock) yang menghasilkan parent stock dan DOC (Day Old Chicken). 

"Apabila upaya tersebut terus dijalankan, maka sektor peternakan akan tumbuh maksimal," pungkasnya.

Sementara, Akademisi Institut Pertanian Bogor (IPB) Muhammad Firdaus mengatakan,

sektor pertanian adalah penolong bagi perekonomian Indonesia di tengah suasana pandemi Covid-19 yang terus berkepanjangan.

Baca juga : Siaga Gunung Merapi, Pertamina Pastikan Penyaluran BBM dan LPG Aman

Pertanian ibarat sebuah nyawa terhadap hidup dan matinya roda sebuah bangsa.

Firdaus menyatakan, data BPS mengenai pertumbuhan sektor pertanian adalah kabar gembira sekaligus pemicu bagi petani untuk meningkatkan produksi kebutuhan pangan nasional.

"Apalagi, pertumbuhan ini terjadi saat sektor lain mengalami penurunan. Ini kabar gembira bagi perekonomian Indonesia" pungkasnya. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.