Dark/Light Mode

Wisata Digital KUPS Tembus Pasar ASEAN

Rabu, 18 November 2020 15:12 WIB
Ketua Arsel Community, Adie Darmawan. (Foto : Net)
Ketua Arsel Community, Adie Darmawan. (Foto : Net)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Arsel Community, Adie Darmawan yang biasa dipanggil Adong menyampaikan Bukit Peramun--asal katanya peramuan--muncul dari tradisi masyarakat jaman dulu secara turun temurun menjadikan Bukit Peramun sebagai tempat tumbuhnya beraneka ragam tumbuhan lokal yang bermanfaat untuk meramu obat-obatan herbal tradisional.
 
Setelah mendapatkan penetapan areal kerja perhutanan sosial dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan izin melalui skema Hutan Kemasyarakatan, mulai tahun 2017 dibuka untuk umum sebagai destinasi wisata baru dengan harapan bisa menyejahterakan anggota, khususnya dan masyarakat sekitar yang dulunya banyak berprofesi sebagai penambang timah ilegal yang kemudian tergabung dalam kelompok dan menjadi komunitas pelestari hutan. 

“Dengan kehadiran program KUPS wisata yang memberikan kesempatan kelompok masyarakat untuk memanfaatkan jasa lingkungan dan berkreasi, masyarakat telah merasakan manfaatnya yaitu selain kelestarian hutan terjaga, juga dapat menjadi pemicu ekonomi lokal. Masyarakat secara langsung mendapatkan manfaat antara lain sebagai pemandu, penjual makanan kuliner, jasa transportasi dan lain sebagainya”, Ujar Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya.

Baca juga : Tingkatkan Imunitas Tubuh Dengan DOA

Di areal Bukit Peramun, pengunjung diajak untuk melakukan wisata tracking, menikmati keindahan alam dan keaslian hutan Bukit Peramun, setelah itu, pengunjung disuguhkan Geowisata Batu Kembar dan beberapa spot foto menarik yang dilatarbelakangi pemandangan yang indah Pulau Belitung dari atas ketinggian yang mengobati letihnya perjalanan dan pendakian menyusuri hutan. 

Daya tarik lainnya terdapat wisata edukasi keanekaragaman hayati. Kawasan ini masih memiliki banyak pepohonan yang tumbuh subur dan beraneka ragam. Pengunjung diperkenalkan kepada jenis-jenis pohon melalui barcode yang dipasang pada pohon tersebut yang dapat di-scan menggunakan telepon pintar pengunjung. Setelah itu, pengunjung bisa mendapat informasi detail tentang pohon-pohon itu, sangat menarik sekali. 

Baca juga : Asuransi Kesehatan Digital Sasar Generasi Millennials

“Tiap pohon ada barcode tinggal di-scan, nanti akan keluar informasi pohon tersebut, seperti nama pohon, keterangan dan manfaatnya. Kami berharap Bukit Peramun menjadi destinasi digital informasi di bidang wisata alam,” ucap Adong. 

Daya tarik lainnya pada areal HKM Arsel, pengunjung juga dapat menikmati Taman Kehati Belitung seluas 16,25 Hektar dan juga dapat melakukan pengamatan hewan langka tarsius. 

Baca juga : Duit Denda PSBB Tembus Rp 4,9 Miliar

Adong menyebutkan, sebelum pandemi, yang mengunjungi bukit peramun mencapai kurang lebih 29.843 pengunjung dalam satu tahun (2018-2019) atau rata-rata sebanyak 2.000 pengunjung per bulan yang berasal tidak hanya dari wisatawan domestik namun juga banyak wisatawan mancanegara khususnya dari negara-negara tetangga di lingkup ASEAN seperti Malaysia dan Singapura. [JAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.