Dark/Light Mode

Bisnis Perikanan Terintegrasi Di Pulau Saponda Bakal Jadi Percontohan

Senin, 14 Desember 2020 08:41 WIB
Bisnis Perikanan Terintegrasi Di Pulau Saponda Bakal Jadi Percontohan

 Sebelumnya 
Di Norwegia, bisa menjadi contoh negara bagi koperasi nelayan untuk bisa makmur karena budidaya ikannya. "Di Norwegia bahkan masyarakat menjadi yang paling sejahtera. Dari seluruh perdagangan dunia, budidaya ikan mereka paling besar bukan cuma ikan tangkap," tambah Teten.

Ia juga berpesan, agar para nelayan juga menjaga potensi laut dengan tidak menangkap ikan dengan bom atau merusak lainnya. "Tolong dijaga juga lautnya, yang mahal keindahan lautnya bukan hanya ikan. Kalau dijaga pantai bersih, banyak ikan hias, banyak orang datang ke sini untuk wisata, jangan lagi bom laut buat nangkap ikan," ucap Teten.

Salah satu upaya mewujudkan konsep perikanan terintegrasi, Pemprov Sultra rencana bakal segera membangun beton untuk budidaya di mana letaknya di bawah air, yang kemudian akan hidup terumbu karang sebagai tempat tinggal ikan hias. Selain itu, upaya ini juga didukung dari akademisi guna penelitian budidaya apa saja yang bisa dikembangkan.

Baca juga : Hari Ini Layanan SIM Keliling Di Jakarta Hadir Di 2 Lokasi

Nelayan Diminta Berkoperasi

Gubernur Sultra Ali Mazi juga mendorong para nelayan di Pulau Saponda untuk ikut berkoperasi. Tujuannya, agar nelayani bisa mengelola budidaya ikan secara optimal. "Ada sekitar 1.000 masyarakat mudah-mudahaan semua menjadi anggota koperasi," pintanya.

Ia menegaskan, semua program yang ada di Sultra diharapkan benar-benar dijadikan percontohan. Perikanan terintegrasi lanjut Ali, tingal dibuat program kerjanya saja, setelah itu akan segera diberikan pelatihan terkait budidaya perikanan.

Baca juga : Hakim AS Perintahkan Intelijen Buka Bukti Pembunuhan Khashoggi

"Yang bisa membantu masyarakat adalah yang budidaya, dipelihara kemudian dijual. Bukan cuma ditangkap saja. Semoga Pulau Saponda jadi percontohan seluruh pulau di Indonesia," imbuhnya.

Ketua Koperasi TAM Laode Andrit menegaskan, dengan dibangunnya pola perikanan terintegrasi bisa menjadi objek wisata yang menambah pendapatan bagi masyarakat lainnya bukan cuma nelayan. Kemudian jika ini cepat terwujud, minimal hasil laut bisa sebanyak 2 ton per bulan. Dan ini katanya akan lebih banyak lagi dibutuhkan fasilitas cool storage.

Selain itu, jumlah ikan yang banyak juga menghasilkan limbah yang bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak. "Ini semua akan jadi simbiosis mutualisme. Keterlibatan ini tak bisa dibangun di Pulau Saponda, diharapkan bisa dibangun di Kendari, di mana aksesnya cukup dekat sekitar 20-30 menit dari Saponda," jelasnya. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.