Dark/Light Mode

Usai IOG 2020

SKK Migas Pede Capai Target Produksi 1 Juta Barel Minyak per Hari

Jumat, 18 Desember 2020 21:49 WIB
ilustrasi. (Foto/ist)
ilustrasi. (Foto/ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi, (SKK Migas) optimistis Indonesia bisa mencapai produksi Migas tertinggi sepanjang sejarah Indonesia di 2030 mendatang.

Meski penyelenggaraan 2020 International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas (IOG 2020) pada tanggal 2 – 4 Desember 2020 telah berlalu tapi semangat tetap terjaga.

Wakil Kepala SKK Migas, Fatar Yani Abdurrahman mengatakan, pada tahun 2030 SKK Migas memiliki target pencapaian produksi 1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari (BSCFD), jumlah ini secara total mencapai 3,2 juta barel setara minyak per hari (BOEPD).

Baca juga : Butuh Sinergi Lebih Kuat Untuk Capai Target 1 Juta Barel Per Hari

Salah satu tujuan dari konvensi ini adalah meningkatkan kolaborasi antara pemangku kepentingan dan pelaku industri untuk pencapaian visi jangka panjang SKK Migas.

"Kami bersyukur adanya komitmen dari pemerintah yang tetap menjadikan industri hulu migas sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi,” ujar Fatar dalam sambutannya saat menutup konvensi IOG 2020, kemarin.

Komitmen pemerintah disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan; Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto; Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang hadir dalam IOG 2020.

Baca juga : SKK Migas Ajak Pemda Garap Proses Industri Hulu Minyak Dan Gas

Adapun komitmen tersebut akan diaplikasikan melalui penyederhanaan dan efisiensi birokrasi melalui Undang-Undang Cipta Kerja, kemudahan perizinan melalui satu pintu, dan kolaborasi antar kementerian.

Selain itu dibutuhkan juga keterbukaan akses data migas untuk para investor dan integrasi antar industri hulu hilir guna percepatan monetisasi pemberian paket stimulus, dan penyesuaian harga gas untuk pertumbuhan industri.

"Tak kalah penting adalah flexibilitas bentuk kontrak antara SKK Migas dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS)," katanya.

Baca juga : Beri Kemudahan, SKK Migas Berusaha Tarik Minat Investor

Fatar menyampaikan saat ini terdapat empat tantangan besar yang harus dihadapi oleh industri hulu migas yaitu rendahnya harga minyak, pandemi Covid-19, adanya pergeseran terhadap kebutuhan energi terbarukan, dan persaingan antar negara untuk menarik investasi.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.