Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Bisnis Perhotelan Lesu Darah Karena Pandemi
Perlu Obat Kuat Untuk Bangkitkan Pariwisata
Jumat, 15 Januari 2021 07:10 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Nasib industri perhotelan di 2021, nampaknya tak akan jauh berbeda dengan kondisi tahun lalu. Pelaku usaha masih menggantungkan harapan, tahun ini bisa kembali bangkit dengan sejumlah stimulus yang diberikan Pemerintah.
Seperti diketahui, 11 - 25 Januarii 2021 Pemerintah menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) untuk wilayah Jawa dan Bali, mengingat jumlah konfirmasi positif Covid-19 makin tinggi di Tanah air.
Kondisi ini kembali memukul industri pariwisata, termasuk perhotelan. Kendati demikian, perhotelan milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tetap optimis tahun ini tidak akan seburuk 2020.
Baca juga : Ini Tiga Program Unggulan Sandi Untuk Bangkitkan Sektor Pariwisata
Direktur Utama PT Hotel Indonesia Natour (Persero) atau HIN Iswandi Said menuturkan, pada prinsipnya HIN sebagai hotel BUMN akan selalu mendukung kebijakan dan peraturan Pemerintah. Pihaknya percaya, pada setiap kebijakan yang dikeluarkan pasti sudah melalui tahap kajian yang mendalam.
Iswandi kemudian menjelaskan, okupansi (keterisian) hotel di awal tahun memang mengalami penurunan jika dibanding natal dan Tahun Baru (nataru).
Okupansi hotel di masa nataru tercatat mencapai 43 persen, setelah itu turun hingga di bawah 20 persen. Dan di kuartal I 2021 targetnya bisa stabil di angka 40 persen.
Baca juga : Genjot Ekonomi Di Tengah Pandemi, Kementan Bangun 100 Lokasi Agroeduwisata
Dia mengakui, penurunan okupansi sudah diantisipasi dengan membuat sejumlah gebrakan. salah satunya, membuka restoran khas nusantara di Grand Inna Kuta, Bali. “Langkah ini sebagai upaya meningkatkan pendapatan di luar kamar. Untuk menopang turunnya jumlah pemesanan kamar,” terang Iswandi kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Namun dia berharap, usai pemberlakuan PPKM, Pemerintah mulai kembali menggiatkan program yang melibatkan seluruh unsur bidang pariwisata. “Itu bisa menjadi pemasukan untuk industri pariwisata. Sekaligus memberikan kepercayaan bagi masyarakat kem bali berwisata. Tentunya, dengan adaptasi kebiasaan baru,” harapnya.
Tak jauh berbeda, Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran mengatakan, akhir 2020 rata-rata okupansi hotel masih di kisaran 35 persen. Namun, angka itu berbeda-beda antar daerah.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya