Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Angkat Empat Direktur Baru

BRI Fokus Kerek Derajat UMKM Di Saat Pandemi

Sabtu, 23 Januari 2021 05:39 WIB
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI mengangkat empat direksi baru. (Foto: Dok. BRI)
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI mengangkat empat direksi baru. (Foto: Dok. BRI)

 Sebelumnya 
Berdasarkan keputusan RUPSLB, pemegang saham memberhentikan Haru Koesmah­argyo sebagai Direktur Keuangan, Priyastomo sebagai Direktur Bis­nis dan Ritel, dan Herdy Rosadi sebagai Direktur Human Capital BRI. Sementara Wisto Prihadi, yang sebelumnya diangkat se­bagai Direktur Kepatuhan, ikut diberhentikan karena tidak lulus fit and proper test oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Keempat direksi yang diber­hentikan kemudian digantikan oleh Amam Sukriyanto sebagai Direktur Bisnis Kecil dan Me­nengah, Viviana Dyah Ayu Retno menjadi sebagai Direktur Keuangan, Arga Mahanana Nugraha sebagai Direktur Jaringan dan Layanan dan Agus Winardono se­bagai Direktur Human Capital.

Laba Turun

Baca juga : Lagi, Kejagung Periksa 2 Direktur BPJS Ketenagakerjaan

Sunarso menyampaikan, BRI meraih laba Rp 14,15 triliun pada Triwulan III-2020. Laba ini turun 42,89 persen dibanding periode yang sama tahun lalu, yakni Rp 24,78 triliun. Selain itu, Perseroan berhasil menjaga permodalan (Capital Adequacy Ratio/CAR) di angka 20,9 persen. Dengan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 18 persen. Atau sebanyak Rp 1.131,93 triliun, yang terdiri dari dana murah sebe­sar 59 persen. Sehingga perseroan memiliki likuiditas yang memadai atau (Loan to Depocit Ratio/LDR) sebesar 82,6 persen.

“Di tengah isu pelambatan kredit, bahkan kredit di 2020 yang diprediksi masih minus 2 persen, BRI mampu menjaga kualitas aset Non Performing Loan (NPL) gross di level 3,1 persen dengan coverage 203,5 persen,” jelasnya.

Peneliti Senior dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani me­nilai, perubahan struktur direksi oleh BRI merupakan hal wajar dalam meningkatkan fokus BRI di tahun ini.

Baca juga : Kejagung Periksa Deputi Direktur Penyertaan BPJS Ketenagakerjaan

“Sebagai core business-nya pada sektor UMKM, apa yang dilakukan BRI memang sudah menjadi tugas dan wewenang­nya. Di masa pandemi saat ini, segala upaya untuk memulihkan ekonomi memang perlu dilakukan,” ujar Aviliani kepada Rakyat Merdeka.

Ketua Bidang Pengembangan Kajian Ekonomi Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) ini menilai, sejauh ini, strategi yang dilakukan bank-bank pelat merah, termasuk BRI sudah sangat tepat.

Sebagai agen pembangunan, lanjutnya, bank pelat merah da­pat fokus pada keberlangsungan bisnis, tanpa perlu repot menim­bang keuntungan dari pemilik saham. “Iya justru ini sisi bagus dari bank pelat merah. Mereka bisa pupuk pencadangan dengan cepat. Ini yang harus diikuti bank-bank lainnya,” tegas Avi, sapaan akrabnya. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.