Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Gara-gara Perizinan Dan Insentif Salah Sasaran
Ratusan Triliun Realisasi Investasi Asing Mangkrak
Senin, 25 Januari 2021 05:29 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Rencana pemerintah menarik investasi besar-besaran, harus diikuti penyelesaian hambatan yang dihadapi investor selama ini. Jika tidak, komitmen investasi sulit terealisasi alias mangkrak.
Banyak komitmen investasi bernilai jumbo tahun lalu, hingga kini belum terealisasi. Misalnya, Contemporary Amperex Technology Co. Ltd. Perusahaan ini telah menandatangani komitmen investasi sebesar 4,6 miliar dolar AS atau setara Rp 67,8 tiliun untuk pengembangan baterai listrik di Indonesia. Selain itu, Abu Dhabi, menyatakan komitmen investasi hingga 22,8 miliar dolar AS atau Rp 319,8 triliun.
Peneliti senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati mengatakan, pemerintah harus segera menyelesaikan masalah-masalah yang menjadi penghambat investor untuk merealisasikan investasinya. Menurutnya, ketika investor menyampaikan komitmen investasinya, sebenarnya sudah berniat berinvestasi di Indonesia. Tapi, hal itu berpeluang lepas jika iklim bisnis tidak menjanjikan.
Baca juga : Tekan Impor, Pemerintah Siapkan Insentif Proyek Hilirisasi Batubara
“Investasi sifatnya principal, maka yang menawarkan efisiensi itu yang akan dipilih. Misalnya Vietnam yang menawarkan efisiensi investasi di bidang otomotif. Makanya pabrikan otomotif banyak membuat pabrik di sana,” ungkap Enny, kemarin.
Seharusnya, lanjut Enny, hal-hal seperti itu menjadi panduan bagi pemerintah dalam memberikan fasilitas investasi.
Menurutnya, insentif saja belum menjadi daya tarik. Misalnya, insentif penerima PPh (pajak penghasilan) Badan. Beberapa negara mengenakan PPh Badan lebih tinggi dari Indonesia, tetapi mereka tetap menarik bagi investor. “Dibutuhkan pemetaan tingkat efektivitas dari sebuah kebijakan. Jadi perlu ada regulatory impact assessment (RIA)-nya. Ini kan banyak yang salah tembak,” jelasnya.
Baca juga : PMI Siagakan Personel Dan Peralatan Bantu Evakuasi Sriwijaya Air
Pemetaan tersebut, lanjutnya, bertujuan untuk mengetahui apa yang sebenarnya dibutuhkan investor dan apa yang menjadi daya tarik bagi mereka. Dengan demikian, pemerintah tidak membuang-buang insentif yang tidak tepat sasaran.
“Pemerintah harus fokus membuat policy industry. Indonesia mau mengembangkan industri apa sebenarnya sih? Nah, untuk sektor yang masih kompetitif dan memiliki multiplier effect, itu yang harus diguyur insentif habis-habisan,” sarannya.
Dia menyebut industri berbasis teknologi tinggi sebagai sektor yang memiliki potensi investasi di Tanah Air. Produsen mobil listrik hingga produsen baterai dari Amerika Serikat, Korea, hingga Jepang, sudah menyampaikan minatnya.
Baca juga : Kader Muda Partai Berkarya Dilarang Keras Terafiliasi Dengan FPI
“Ketika investasi, jangan hanya memindahkan pabrik. Tapi bahan baku perlahan harus dari dalam negeri, tidak impor. Juga harus ada transfer teknologi,” katanya.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya