Dark/Light Mode

Gara-gara Perizinan Dan Insentif Salah Sasaran

Ratusan Triliun Realisasi Investasi Asing Mangkrak

Senin, 25 Januari 2021 05:29 WIB
Ilustrasi Investasi. (Foto: squarespace)
Ilustrasi Investasi. (Foto: squarespace)

 Sebelumnya 
Kepala Badan Koordinasi Pe­nanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, pihaknya akan fokus membidik investasi yang memiliki teknologi tinggi dan padat karya. Hal ini, di­harapkan dapat menaikkan nilai tambah melalui hilirisasi.

Investor hanya perlu datang membawa modal dan teknologi. Lahan dan perizinan akan didu­kung penuh oleh pemerintah. Ini momentum untuk membangun industri-industri yang mencip­takan nilai tambah,” kata Bahlil dalam acara 11th Kompas CEO Forum, Kamis (21/1).

Bahlil mengakui, realisasi in­vestasi saat ini belum optimal. Karena, memang tidak mudah merealisasikan komitmen in­vestasi meskipun investor telah berkomitmen. Masih banyak ken­dala yang dihadapi di lapangan. Mulai dari regulasi yang tumpang tindih hingga ego sektoral.

Baca juga : Tekan Impor, Pemerintah Siapkan Insentif Proyek Hilirisasi Batubara

Meski begitu, Bahlil berjanji, bakal menyelesaikan seluruh kendala-kendala tersebut. Misalnya saja pada 2019, Bahlil me­nyebut ada sekitar Rp 700 triliun investasi mangkrak.

“Ada banyak investasi mang­krak, ini kami genjot, apa sih masalahnya. Pada 2020 sudah kami selesaikan Rp 479 triliun,” ujarnya.

Di luar masalah itu, paparnya, hampir di seluruh dunia tahun lalu memang terjadi penurunan investasi, terutama Foreign Di­rect Investment (FDI) yang turun sekitar 30 sampai 40 persen. Se­dangkan di Indonesia penurunan FDI hanya 7-8 persen. Nah agar FDI tidak turun terlalu tinggi, kini hampir seluruh perizinan akan ditangani BKPM.

Baca juga : PMI Siagakan Personel Dan Peralatan Bantu Evakuasi Sriwijaya Air

Ekonomi Bangkit 2023

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir optimistis Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) mampu memberi­kan kontribusi bagi perekonomian syariah di Indonesia. Secara agre­gat, dia meyakini ekonomi Tanah Air akan stabil pada 2023.

Dalam sambutan perdananya sebagai Ketua Umum MES periode 2021-2024, Erick me­negaskan, kondisi pandemi Covid-19 harus bisa menjadi momentum untuk menunjuk­kan bahwa ekonomi syariah memiliki daya tahan lebih baik terhadap gejolak dan krisis.

Baca juga : Kader Muda Partai Berkarya Dilarang Keras Terafiliasi Dengan FPI

“Kita harus tetap optimistis karena saya yakin Indonesia akan bangkit ekonominya di ta­hun 2023,” katanya, kemarin.

Ia mengajak semua MES bersinergi dengan MES wilayah untuk melakukan langkah-lang­kah pemulihan ekonomi dalam negeri. [FAZ/NOV]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.