Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Kemenkop UKM : Gandeng Platfom Wahyoo Bantu Keberlangsungan Warteg
Selasa, 26 Januari 2021 10:49 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Turunnya pendapatan akibat pandemi Covid-19 turut menyeret usaha rakyat Warung Tegal alias Warteg. Bahkan beredar kabar ada sekitar 20 ribu Warteg yang bangkrut alias gulung tikar.
Ketua Komunitas Warung Tegal Nusantara (Kowantara), Mukroni mengatakan hal tersebut tidaklah benar. Memang banyak usaha warteg yang merugi namun jumlahnya tak sebanyak itu. Yang terjadi saat ini kata dia, kurang dari separuh pedagang warteg memilih untuk pulang kampung karena pendapatannya terus menurun karena permintaan yang terbatas.
Baca juga : Jokowi Ajak Para CEO Gandeng Petani Kerek Produksi Pangan
"Mereka rata-rata dari Tegal dan Brebes. Angka sampai 20 ribu warteg gulung tikar itu nggak benar," ucapnya saat diskusi perwakilan pengurus serta Paguyuban Pedagang Warung Tegal dan Kaki Lima se-Jakarta dan sekitarnya (Pandawakarta) bersama Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM), Senin (25/1).
Diskusi yang mengangkat isu soal kondisi warteg saat pandemi ini bertujuan untuk bersama-sama pemerintah mencari solusi tepat, dalam menyelesaikan berbagai masalah yang selama ini dihadapi oleh para pelaku usaha warteg dan pedagang kaki lima, akibat dampak pandemi Covid-19.
Baca juga : Kementerian BUMN Gerak Cepat Bantu Korban Gempa Majene
Hadir dalam pertemuan tersebut Sekretaris Kemenkop UKM Arif Rahman Hakim, Deputi Bidang Usaha Mikro Kemenkop UKM Eddy Satriya, Staf Khusus Menkop UKM Tb Fiki Satari, Direktur Utama LLP KUKM Leonard Theosabrata, dan CEO Wahyoo Peter Shearer.
Mukroni berharap, pemerintah bisa turun tangan untuk mendata seluruh pelaku usaha warteg agar mendapatkan gambaran utuh kondisi sebenarnya. "Tidak semua warteg atau pedagang kaki lima punya pendapatan dan kapasitas yang sama sehingga perlu didata,” tambah perwakilan dari Pandawakarta, Puji Hartoyo.
Baca juga : Kemenkop UKM Rinci 6 Indikator Strategis Roadmap Koperasi Dan UMKM Hingga 2024
Menanggapi hal tersebut, Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan UKM, Eddy Satriya menegaskan, warteg adalah salah satu usaha rakyat yang menjadi fokus perhatian pemerintah.
Data menjadi langkah pertama yang penting untuk mengukur kebutuhan pelaku usaha makanan tersebut. “Jika data yang dibutuhkan terkait dengan jumlah warteg yang terdampak bisa dikumpulkan dengan cepat dan tepat, maka proses pemberian bantuan akan cepat disalurkan,” jelasnya.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya