Dark/Light Mode

Jonan Soal Kendala Terapkan B 100

BBM Rp 14.000 Per Liter Siapa Yang Mau Beli?

Kamis, 4 April 2019 11:21 WIB
(Dari kiri) Menteri ESDM Ignasius Jonan bersama Direktur Utama Medco Energi Internasional Hilmi Panigoro, Wakil Ketua Komisi VII DPR Satya Widya Yudha, dan Ketua Umum Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI ) Pandu P Sjahrir menjadi pembicara dalam Forum
Diskusi Special Challenges “Energi untuk Kedaulatan Negeri” di Jakarta, Selasa (2/4). (Foto : MOHAMAD QORI /RM)
(Dari kiri) Menteri ESDM Ignasius Jonan bersama Direktur Utama Medco Energi Internasional Hilmi Panigoro, Wakil Ketua Komisi VII DPR Satya Widya Yudha, dan Ketua Umum Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI ) Pandu P Sjahrir menjadi pembicara dalam Forum Diskusi Special Challenges “Energi untuk Kedaulatan Negeri” di Jakarta, Selasa (2/4). (Foto : MOHAMAD QORI /RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Indonesia bisa saja mengurangi ketergantungan bahan bakar minyak (BBM) dengan cepat melalui penerapan B 100 atau bahan bakar dengan 100 persen dari minyak sawit (crude palm oil/CPO). Hanya saja ada kendala mengenai harga jual. Hitungan Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bisa mencapai Rp 14.000 per liter.

“Harga itu sangat jauh dari harga BBM fosil saat ini yang di bawah Rp 10.000. Dengan harga Rp 14.000 bisa dijual ke siapa,” ungkap Jonan dalam Forum Diskusi Energi untuk Kedaulatan Negeri di Soehana Hall Energy Building SCBD, Jakarta Selatan, Selasa (2/4).

Baca juga : PLN Perkuat Listrik Jawa Bali

Jonan menuturkan, penerapan B100 memang bagus. Hal itu bisa menurunkan impor BBM. Selain itu lebih ramah terhadap lingkungan sehingga bisa mengejar target bauran energi baru dan terbarukan (EBT) sebesar 25 persen pada 2025. Hanya saja ada tantangan dengan daya beli masyarakat.

Jonan mengungkapkan, saat ini pemerintah sedang mencari cara agar produk BBM dari CPO 100 persen bisa dijual dengan harga terjangkau. Salah satunya dengan melakukan diskusi dengan para pengusaha sawit.

Baca juga : 10 Tahun Cuma 1 Persen Usaha Mikro Yang Naik Kelas

Untuk merealisasikan B100, Jonan mengaku sudah meminta Pertamina untuk mendorong konversi Kilang Plaju dan Dumai guna mengolah CPO 100 persen menjadi BBM.

Pengamat Energi Mamit Setiawan menilai, masalah merealisasikan CPO 100 persen menjadi BBM, tidak hanya soal harga. Tetapi juga soal wawasan. Banyak masyarakat khawatir atas dampak menggunakan BBM CPO.

Baca juga : Tata Ulang Frekuensi Kelar, Internet Telkomsel Makin Ngacir

“Untuk mendorong penggunaan BBM dari CPO butuh sosialisasi sejak dini. Karena, saat ini banyak masyarakat takut mesin kendaraan jadi rusak gunakan B20. Pemerintah harus berani memberikan garansi keamanannya,” ungkapnya.

Soal harga B100 tinggi, menurut Mamit, bisa disiasati dengan melakukan pemberian insentif kepada investor yang tertarik memproduksinya. [NOV]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.