Dark/Light Mode

BI Genjot Pelaku UMKM Go Digital

Enam Juta Merchant Telah Gunakan QRIS

Minggu, 28 Maret 2021 05:34 WIB
Ilustrasi QRIS. (Foto : bi.go.id).
Ilustrasi QRIS. (Foto : bi.go.id).

RM.id  Rakyat Merdeka - Bank Indonesia (BI) menggenjot digitalisasi transaksi pembayaran dunia usaha, termasuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Kini, tercatat sebanyak 6.553.492 merchant memanfaatkan Quick Response Indonesian Standard (QRIS).

Menurut catatan Bank Sen­tral, per 19 Maret 2021, dari 85 persen merchant terdaftar QRIS di National Merchant Repository (NMR), adalah sektor UMKM.

Dalam pelaksanaannya, BI telah bekerja sama dengan 57 Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP), baik bank mau­pun non-bank.

Baca juga : Bantu UMKM, BGR Logistics Buka Warung Pangan Mart

“Ini lead pemerintah untuk melakukan pemulihan nasional, ya dengan mendorong QRIS. Transaksi digital QRIS bisa membuat UMKM tercatat, penggunaannya juga lebih mudah,” ungkap Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI, Fitria Irmi Triswati dalam Pelatihan Wartawan Ekonomi Nasional Triwulan I-2021 secara virtual, Jumat (26/3).

Penggunaan QRIS, lanjut Fitria, juga sesuai dengan arahan Lembaga Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), agar contactless electronic or mobile payments harus menjadi preferred option guna memutus mata rantai Covid-19.

“Pada kondisi pandemi saat ini, pengembangan nasional QRIS terus ditingkatkan agar bisa menggapai 12 juta merchant tahun ini,” jelasnya.

Baca juga : BI Genjot Upaya Percepatan Dan Perluasan Digitalisasi Daerah

Fitria menerangkan, pengadaan QRIS ini juga sejalan den­gan langkah transformasi dig­ital yang sekarang menjadi keharusan. BI bercita-cita untuk membawa 91,3 juta penduduk unbanked dan 62,9 juta UMKM masuk ke dalam ekosistem keuangan formal secara sustainable. Khususnya melalui peman­faatan digitalisasi.

“Jadi upaya ini adalah bagaimana BI mengambil peluang di era digital sekaligus memitigasi risikonya,” tuturnya.

Direktur Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen BI Bandoe Widiarto menambahkan, UMKM merupakan sektor strategis yang memiliki daya serap terhadap tenaga kerja serta berkontribusi pada perekonomian. Bahkan, pada krisis ekonomi sebelumnya, UMKM sukses menjadi bantalan ekonomi nasional.

Baca juga : Menteri KKP Serahkan Bantuan Cold Storage

“Pengembangan UMKM ini harus mampu mendukung kebijakan utama BI, terkait dengan kebijakan moneter dan stabilitas nilai tukar, termasuk ekonomi digital,” katanya.

Dari beberapa survei yang dilakukan BI, usaha wong cilik yang melakukan transformasi dengan digitalisasi relatif bisa resilience. Ia merincikan, sebanyak 12,5 persen atau 370 UMKM tidak terdampak pandemi. Sementara 87,5 persen atau 2.600 UMKM terdampak karena tidak melakukan transformasi digital.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.