Dark/Light Mode

Perkuat Hubungan Dagang Dengan Rezim Biden

Lutfi Targetkan Ekspor Ke AS Tembus Rp 864 T

Senin, 29 Maret 2021 05:33 WIB
Menteri Perdagangan RI, Muhammad Lutfi mengadakan pertemuan bilateral secara virtual dengan US Secretary of Commerce, Gina Raimondo di Washington D.C, Jumat (26/3). (Foto : Dok Kemendag).
Menteri Perdagangan RI, Muhammad Lutfi mengadakan pertemuan bilateral secara virtual dengan US Secretary of Commerce, Gina Raimondo di Washington D.C, Jumat (26/3). (Foto : Dok Kemendag).

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah terus berupaya memperkuat hubungan dagang dengan Amerika Serikat (AS). Kabinet Indonesia Maju menargetkan bisa meningkatkan ekspor sebesar 60 miliar dolar AS atau sekitar Rp 864 triliun ke Negeri Paman Sam pada tahun 2024.

Untuk meningkatkan perda­gangan kedua negara, Menteri Perdagangan (Mendag) Muham­mad Lutfi berkunjung ke AS pada 24-28 Maret 2021.

“Hubungan kedua negara perlu terus diperkuat dan ditingkatkan sehingga potensi perdagangan dapat terus tumbuh dan investasi AS di Indonesia dapat semakin meningkat,” ujar Lutfi dalam keterangan resminya, Sabtu (27/3).

Dia menyebutkan, pada ta­hun 2020, nilai total perdagangan kedua negara mencapai 27,2 miliar dolar AS atau sekitar Rp 392 triliun (kurs Rp 14.415). Dari nilai itu, Indonesia sur­plus sebesar 10,04 miliar dolar AS atau sekitar Rp 144 triliun. Adapun produk-produk yang me­nyumbang pertumbuhan positif perdagangan kedua negara ialah elektronik, hasil laut, furnitur, perhiasan, dan produk kimia.

Baca juga : Sandiaga Ingin Pelaku Pariwisata Dan Ekraf Diprioritaskan Vaksin

Selain perdagangan, lanjut Lutfi, AS masuk 10 besar investor Indonesia. Nilai investasi Negara yang dipimpin Joe Biden tersebut ke Indonesia pada 2020 tercatat mencapai 480,1 juta dolar AS atau sekitar Rp 6,92 triliun.

Seperti diketahui, selain mem­bahas perdagangan, kunjungan Mendag ke AS juga untuk ber­temu United States Trade Rep­resentative (USTR) yang baru dilantik, yakni Katherine Tai.

Keduanya membahas upaya Indonesia-AS dalam mendorong pemulihan ekonomi kedua negara melalui perdagangan.

“Kami membahas berbagai upaya peningkatan kerja sama perdagangan, baik di tingkat bi­lateral, regional, hingga multilateral untuk mendorong pemulihan ekonomi kedua negara pasca Covid-19,” tegas Lutfi.

Baca juga : Beri Pelayanan Maksimal, Klaim JHT BP Jamsostek Jakarta Kelapa Gading Tembus Rp 434 M

Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Pingkan Audrine mengatakan, perdagangan luar negeri jadi salah satu faktor pendorong pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19.

Hal tersebut sudah terlihat se­jak akhir tahun lalu, di mana per­dagangan luar negeri Indonesia terus meningkat dengan ditan­datanganinya beberapa Compre­hensive Economic Partnership Agreement (CEPA).

“Dengan perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif yang gen­car dilakukan Indonesia dengan be­berapa negara, terlihat perdagangan internasional terus meningkat yang akhirnya berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus membaik di akhir ta­hun,” kata Pingkan kepada Rakyat Merdeka.

Menurut Pingkan, kebijakan perdagangan yang terus diting­katkan pemerintah juga akhirnya mampu berkontribusi pada upa­ya peningkatan kinerja ekspor dan perdagangan Indonesia.

Baca juga : KS Pede Produknya Tembus Pasar Eropa

“Namun ini harus dikelola dengan sebaik mungkin agar perdagangan Indonesia dengan negara-negara mitra dagang semakin banyak yang surplus,” tegasnya. [NOV]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.