Dark/Light Mode

PINSAR: Tindak Tegas Anggota Yang Rugikan Asosiasi

Selasa, 25 Mei 2021 16:34 WIB
Peternakan Unggas. (Foto: Ist)
Peternakan Unggas. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) meminta kepada seluruh anggotanya untuk konsisten memajukan industri perunggasan. Tentunya dengan tetap berpegangan pada usulan yang telah disepakati organisasi dan menghormati setiap hasil keputusan Dewan Pengurus.

Karena, seringkali ditemukan banyak informasi hoax dan gerakan-gerakan yang dilakukan anggota di luar keputusan Dewan Pengurus. Sehingga dinilai akan merusak reputasi asosiasi perunggasan yang telah berdiri lebih dari 30 tahun ini.

Ketua Umum Pinsar Indonesia Singgih Januratmoko mengakui salah satu anggotanya Alvino berseberangan dengan perintah asosiasi.

"Pak Alvino melakukan kegiatan-kegiatan yang meskipun dilakukan atas nama Paguyuban Peternak Rakyat Nasional (PPRN) tidak dapat dibenarkan. Karena pada akhirnya berdampak terhadap pencemaran nama baik organisasi kami. Karenanya, Dewan Pengurus memutuskan untuk menonaktifkan yang bersangkutan," katanya kepada wartawan, Selasa (25/5).

Baca juga : Lahan Kian Terbatas, PUPR Genjot Bangun Rusun Santri

Namun, Singgih sendiri menghormati keputusan Alvino untuk membuat asosiasi sendiri dan sering membuat pernyataan berbeda walaupun dalam koridor yang sama yaitu berjuang demi industri perunggasan. 

"Pak Alvino sudah membuat asosiasi sendiri-sendiri. Kita menghormati haknya saja," ujarnya.

Singgih mengungkapkan, perbedaan yang seringkali terjadi dengan keputusan Dewan Pengurus yaitu saat ingin turun ke jalan saja menuntut kebijakan pemerintah yang tidak sesuai dengan industri.

"Intinya sama-sama berjuang untuk kepentingan perunggasan. Kadang tidak sejalan dalam hal aksi demonya saja," ungkapnya.

Baca juga : Sandi Pede, Desa Wisata Bangkitkan Ekonomi Nasional

Singgih menegaskan, sesuai dengan misi asosiasi untuk terus mengupayakan stabilitas dan pengembangan pasar komoditas hasil perunggasan, Pinsar Indonesia kerap menyampaikan usulan kebijakan maupun penyampaian aspirasi dalam bentuk lainnya kepada pemerintah khususnya Kementerian Pertanian (Kementan).

Menurutnya, industri perunggasan sudah sejak lama mengalami pasang surut terutama kaitannya dengan harga ayam hidup yang fluktuatif di tingkat peternak, baik peternak kecil maupun besar.

Meskipun, kata Singgih, beberapa bulan terakhir pemerintah melalui Kementan mengambil langkah tegas sehingga harga ayam hidup stabil baik dan peternak dapat merasakan sedikit keuntungan, permasalahan lainnya masih perlu dibenahi.

"Salah satunya mengenai harga pakan yang tinggi akibat jagung yang juga terus naik harganya yang berimbas kepada harga DOC," jelasnya.

Baca juga : APEI: Tak Ada Kelangkaan Gula Rafinasi Kok!

Singgih melihat harga jagung untuk pabrik pakan dalam negeri melonjak semenjak adanya pembatasan impor jagung. Namun, ketersediaan jagung untuk pakan belum mencukupi, karena jagung hanya panen 2 kali setiap tahunnya, sementara pabrik pakan memerlukannya sepanjang tahun.

Padahal, lanjut Singgih, jagung merupakan komposisi terbesar dalam pakan ternak. Selain itu, substitusi jagung yaitu gandum dan SBM diluar negeri harganya melonjak tajam sejak pandemi Covid-19. Sehingga, kenaikan pakan tidak dapat terbendung yang mengakibatkan DOC mahal.

"Pakan dan DOC merupakan barang komoditas yang harganya fluktuatif mengikuti permintaan dan ketersediaan pasar, yang harganya tentu mempengaruhi peternak, baik kecil maupun besar," ucapnya. [KPJ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.