Dark/Light Mode

Garuda Dan Sriwijaya Tawarin Pensiun, Giant Tutup Semua Toko

Ekonomi Oleng Bukan Hoaks

Kamis, 27 Mei 2021 07:40 WIB
Ilustrasi Pesawat Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air. (Foto: Istimewa)
Ilustrasi Pesawat Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air. (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Tak hanya perusahaan penerbangan yang terguncang karena pandemi. Perusahaan ritel juga ikutan oleng. PT Hero Supermarket misalnya, memutuskan menutup semua gerai Giant yang ada di Indonesia pada akhir Juli 2021. Setelah 19 tahun menghiasi industri ritel Tanah Air, supermarket “raksasa” ini harus tumbang untuk selamanya.

Kabar penutupan Giant ini sempat viral di media sosial setelah salah satu karyawan membagikan video penutupan tersebut, Selasa lalu. Dalam video itu, para karyawan sedang mendengarkan informasi penutupan yang disampaikan pihak manajemen.

Mendengar informasi itu, sebagian karyawan tertunduk lesu. Sebagian meneteskan air mata. Sejumlah karyawan yang saling berpelukan, melepas rasa sedih.

Baca juga : Setelah Garuda, Kini Giliran Sriwijaya Air Yang Tawarkan Pensiun Dini

Presiden Direktur PT Hero Supermarket, Patrik Lindvall mengatakan, keputusan besar seperti ini tidaklah mudah, tetapi ia percaya keputusan itu perlu diambil untuk kepentingan jangka panjang perusahaan dan para karyawan.

Dia bilang, alasan utama penutupan gerai Giant karena perusahaannya akan memfokuskan bisnisnya ke merek dagang lain. Ke depan, perusahaan akan fokus mengembangkan pada pengembangan bisnis IKEA, Guardian, dan Hero Supermarket.

Kinerja bisnis Hero Group secara keseluruhan sangat terpengaruh pandemi. Sampai dengan 3 bulan pertama tahun ini, Hero masih mencatatkan kerugian yang didistribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,64 miliar, lebih rendah dari kerugian di triwulan I-2020 sebesar Rp 43,55 miliar.

Baca juga : Pastikan Tak Ada Penumpang, Ganjar Manjat Truk Di Posko Penyekatan Ajibarang

Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Oke Nurwan berharap, tutupnya salah satu ritel modern Giant, tidak merambat dan mempengaruhi sektor-sektor lainnya, terutama UMKM. Menurut dia, berbagai insentif sudah disiapkan berupa stimulus ekonomi.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Roy Nicholas Mandey memprediksi, ritel modern akan terus bertumbangan dalam 6 bulan ke depan.

Saat ini, banyak ritel modern yang sudah memakai dana cadangannya untuk beroperasi. Karena itu, Aprindo berharap, sektor ini diberikan alokasi dana pemulihan ekonomi nasional dan insentif.

Baca juga : Paman Birin Memang Bagikan Bakul Sembako, Tapi Bukan Di Lokasi PSU

“Tumbangnya ritel modern tergantung pada kecepatan dari pemerintah dalam memberikan insentif atau relakasi, atau menjadikan ritel sektor prioritas,” kata Roy. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.