Dark/Light Mode

Ada Panen Raya

Pedagang Jamin Harga Beras Nggak Akan Naik

Minggu, 28 April 2019 05:15 WIB
Pekerja sedang merapihkan tumpukan beras. (Foto: net)
Pekerja sedang merapihkan tumpukan beras. (Foto: net)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Dewan Perwakilan Daerah Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) DKI Jakarta Nelly Soekidi menjamin harga beras tidak akan naik menjelang Ramadhan dan Lebaran. “Momentum Ramadan dan Lebaran jatuh pada saat musim panen. Saya jamin, harga beras nggak akan naik,” kata Nelly.

Nelly menyebutkan saat ini harga beras medium di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) berada di kisaran Rp 8.800 hingga Rp 8.900 per kilogram (Kg). Harga ini masih berada di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp9.450 per kg.

Di pengecer harga beras berkisar Rp9.400 per kg. Lebih mahal karena ada biaya Distribusi dan margin.

Namun demikian, harganya masih di bawah HET. Nelly mengatakan, pasokan beras ke PIBC saat ini rata-rata sebesar 2.500 sampai 3.000 ton per hari. Beberapa waktu lalu pasokan memang sempat menurun karena produksi di penggilingan terganggu karena terkendala masalah pengeringan. Hal terjadi karena musim hujan sehingga gabah belum siap giling.

Baca juga : Pemprov Banten Raih Penghargaan APE 6 Kali

“Harga beras itu rawan naik pada Bulan November, Desember, Januari, hingga Februari. Karena tidak ada panen. Selain bulan itu, harga stabil,” ungkapnya.

Harga Ayam Normal

Ketua Harian Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN) Sigit Prabowo menepis harga ayam potong mengalami kenaikan belakangan ini. Yang benar, harga ayam saat ini beranjak normal setelah sebelumnya jatuh.

“Dua bulan terakhir, harga jual rata-rata live birds (ayam potong) menyentuh posisi terendah, Rp 10. 800 sampai Rp 11.000 per kg. Harga itu sangat jauh dari rata-rata harga pokok produksi (HPP) Rp 19.500 per kg. Sekarang harganya Rp 18.000 per kg. Itu bukannya naik, tetapi beranjak normal,” ungkap Sigit kepada Rakyat Merdeka, pada akhir pekan.

Baca juga : Pengurus Korpri Harus Mampu Angkat Kesejahteraan Pegawai

Dia yakin harga ayam tidak akan mengalami kenaikan tinggi walau ada momen puasa dan Lebaran. Karena, stok ayam di tingkat peternak saat ini masih sangat banyak.

Sigit mengungkapkan, hingga 26 April, belum ada peningkatan permintaan daging ayam. Menurutnya, peternak selama ini lebih banyak menjual ayam ke rumah potong hewan unggas (RPHU) yang kemudian dijadikan buffer stok untuk memenuhi lonjakan permintaan saat puasa dan Lebaran.

"RPHU punya cold storage, ayam dari kita dibekukan untuk stok Lebaran. Saat ini yang sudah masuk cold storage sekitar 100 ribu ton. Ini sangat cukup sampai nanti libur Lebaran. Makanya, kami yakin harga tidak akan banyak naik walau permintaan tinggi, karena stoknya banyak," tegas Sigit.

Sigit menuturkan, permintaan ayam biasanya naik sampai 15 persen menjelang bulan Ramadan. Dan, biasanya pada bulan puasa malah normal. Dan, permintaan naik lagi menjelang Hari Raya Idul Fitri.

Baca juga : Pedagang Pasar Heran, Harga Beras Kok Naik

Sekretaris Jenderal Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Leopold Halim mengeluhkan peternakan ayam hingga kini masih terus merugi. "Harga jual ayam kini hanya berkisar Rp 15.000 sampai 17.000 per kg. Sementara itu biaya produksi Rp 18.000-19.000 per kg," kata Leo.

Leo mengatakan, rendahnya harga ayam bisa diatasi jika pemerintah menegakan aturan tentang penetapan harga jual ayam. Pemerintah memastikan kepada semua peternak menjual ayam sesuai aturan. [NOV]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.