Dark/Light Mode

Bahan Baku Tekstil Susah Dicari

IKM Konveksi Mandek Produksi, Pemerintah Cari Dong Solusi

Senin, 5 Juli 2021 15:13 WIB
Bahan baku tekstil. (Foto: Ist)
Bahan baku tekstil. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pelaku usaha Industri Kecil Menengah (IKM) sektor konveksi berharap pemerintah mencari solusi atas kelangkaan bahan baku tekstil yang sudah terjadi sejak 1,5 tahun lalu. Kelangkaan bahan baku membuat pegusaha konveksi saat ini ketar-ketir. Harga bahan baku yang makin tinggi berakibat pada pendapatan yang makin tergerus.

Kondisi kelangkaan bahan baku ini dirasakan betul oleh Asep Setia, pelaku IKM sektor konveksi di daerah Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Ia mengeluhkan kelangkaan bahan baku seperti kain Spandex, Aty Way, Ity Crepe, Cerutty Babydoll, Lady zara, dan Sakila Twill.

Kalaupun ada, jumlahnya tidak dapat mencukupi dan harganya sudah naik signifikan alias mahal. "Harga bahan baku naik sekitar 20-30 persen per yard. Ini sangat memberatkan," kata Asep, Senin (5/7). 

Keluhan serupa diungkapkan oleh Jamal, pelaku IKM di daerah Cigondewah, Kota Bandung, Jawa Barat. Ia mengeluhkan bahan baku greige untuk industri knitting. Bahan baku jenis ini biasa digunakan untuk industri kreatif, terutama sebagai bahan baku dasar untuk t-shirt.

Baca juga : Pemerintah, Bantu Suplai Asupan Bergizinya Dong....

Kata dia, kelangkaan bahan baku ini sangat memukul usaha. Penjualan mengalami penurunan. Jamal dan rekannya mencoba melakukan import bahan dasar (greige) atau benang  sendiri. Namun terkendala perizinan. Kelangkaan bahan baku ini diperparah dengan  tren penyedia bahan lokal yang terus menaikan harga jualnya. "Kami terpaksa harus mencari cara lain," ungkapnya.

Hariadi, pegusaha konveksi di daerah Laweyan, Kota Surakarta, Jawa tengah, juga merasakan kesulitan serupa. Komoditas  bahan baku dasar (greige) based cotton dan rayon kini sangat langka. Kalau pun ada, harganya sudah naik signifikan. Akibatnya ongkos finisihing mengalami kenaikan.

"Kondisi begini sangat disayangkan. Karena kondisi pasar sedang mulai beranjak bangkit setelah beberapa waktu terpuruk," ungkapnya. 

Pabrikan produksi pencelupan di daerah Wiradesa, Pekalongan, Jawa Tengah, merasakan kendala yang sama. Lantaran sulit mendapatkan bahan baku, kini beberapa pabrik hanya berproduksi apabila hanya ada pesanan. Secara umum jenis kain yang mengalami kelangkaan adalah jenis kain yang digunakan sebagai bahan baku untuk pakaian jadi, keperluan batik, pakaian jadi berkualitas, dan kain finished/jadi.

Baca juga : Balai Kota Dan Kantor Pemerintah Bogor Ditutup Sepekan

Kain jadi adalah kain greige/blacu yang telah melalui proses pemasakan, pemutihan, pencelupan, pewarnaan, dan pencapan. Kain blacu merupakan bahan baku utama kain jadi. Saat ini tidak hanya beberapa pabrikan pakaian jadi dan batik kekurangan kain jadi, tetapi juga pabrikan printing (pencapan).

Kekurangan bahan baku kain ini sebenarnya adalah permasalahan klasik. Karena selain permasalahan yang disebakan oleh diberlakukannya safeguard dan juga pandemi Covid-19 yang belum berakhir, masalah ini selalu terjadi sebagai akibat tidak adanya keterbukaan informasi tentang kapasitas dan kemampuan produksi aktual dari produsen hulu nasional. Dampaknya adalah pola produksi industri hulu tidak terintegrasi dan tidak tersistem dengan kebutuhan kain di pabrikan pakain jadi, konveksi, keperluan batik, dan pabrikan printing.

Asosiasi Pengusaha Industri Kecil Menegah Indonesia (APIKMI) menyayangkaan kondisi ini. Pasalnya, ujung tombak  industri tekstil dan pakaian jadi nasional adalah pabrikan pakaian jadi, keperluan batik, dan juga para pelaku IKM konveksi. Industri ini juga menyerap tenaga kerja yang besar. 

Menurut APIKMI, diberlakukannya Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 161/PMK 010 Tahun 2019, PMK Nomor 162/PMK. 010 Tahun 2019  dan PMK Nomor 163/PMK.010 Tahun 2019 terkait Pemberlakuan Bea Masuk Tindakan Pengamanan Sementara (BMTPS), safeguards terhadap impor tekstil dan produk tekstil (TPT) pada November 2019, tak membuat perubahan bagi insdustri TPT di Tanah Air.

Baca juga : Pertagas Dorong Mitra Binaan Lakukan Inovasi Penjualan Produk Pertanian

Kelangkaan bahan baku yang sebelumnya diharapkan dapat dipenuhi oleh para pelaku industri TPT lokal nyatanya tak terealisasi. Kenyataanya bahan baku masih langka. Menurut APIKMI, anjuran pemerintah agar pelaku IKM dapat memanfaatkan peluang pasar e-commerce yang tengah marak saat ini juga tak cukup membantu.

Pasalnya, permasalahan utama adalah kelangkaan bahan baku. Karena itu, APIKMI berharap pemerintah dan instansi  dapat berperan aktif dalam mencari solusi yang dapat membuat kebijakan nyata, juga tindakan yang tepat guna menyelesaikan permasalahan ini.

"Peran pemerintah sangat dibutuhkan, agar baik pelaku industri tekstil lokal baik di sektor hilir dan juga para pelaku IKM dapat merasakan situasi iklim usaha yang baik di masa yang akan datang," harap APIKMI dalam keterangannya, Senin (5/7). [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.