Dark/Light Mode

Garap Potensi Kelapa Sawit

Pupuk Kaltim Bakal Kaji Pengembangan Industri Oleokimia

Jumat, 16 Juli 2021 07:29 WIB
Direktur Utama PKT Rahmad Pribadi (tengah) berada di fasilitas produksi PKT terkait diversifikasi produk berupa pengolahan CPO. (Foto : Dok. Pupuk Kaltim).
Direktur Utama PKT Rahmad Pribadi (tengah) berada di fasilitas produksi PKT terkait diversifikasi produk berupa pengolahan CPO. (Foto : Dok. Pupuk Kaltim).

RM.id  Rakyat Merdeka - PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) bakal memacu hilirisasi Crude Palm Oil (CPO) atau minyak kelapa sawit agar in­dustri oleokimia dalam negeri dapat menghasilkan nilai tambah.

Direktur Utama PKT Rah­mad Pribadi mengatakan, dalam rangka melakukan di­versifikasi usaha, pihaknya tidak hanya mengembangkan industri turunan gas bumi saja. Tapi juga melakukan pengembangan di industri yang menggunakan renewable resource. Seperti pengemban­gan industri oleochemical dan turunannya, yang merupakan produk lanjutan dari CPO.

“Langkah ini menjadi salah satu strategi pengembangan guna memaksimalkan potensi sektor kelapa sawit. Dan me­mastikan proses peningkatan nilai tambah dari hilirisasi industri sawit bisa dilakukan sepenuhnya secara in-house di Indonesia,” ujar Rahmad melalui siaran pers, kemarin.

Baca juga : Pupuk Kaltim Sediakan Dana Untuk Distributor

Data dari Gabungan pengusaha Sawit Indonesia (GAP­KI) mencatat, ekspor minyak sawit mentah mencapai 28,27 juta ton di 2020. Sedangkan produk turunan oleokimia yang diekspor hasil produksi dalam negeri tercatat hanya 3,87 juta ton. Sehingga dapat dilihat hilirisasi produk CPO dalam negeri masih menyim­pan potensi lebih.

Melihat itu, Rahmad opti­mistis pada potensi industri oleokimia hilir di Kalimantan Timur (Kaltim). Mengingat, angka produksi CPO di Kaltim saat ini mencapai 4,3 juta ton per tahun.

“Akan tetapi, saat ini belum terdapat industri pengolahan lanjutan oleokimia di wilayah tersebut,” akunya.

Baca juga : Kemenpora Gelar Pelatihan Pengembangan Pariwisata Olahraga Untuk Pemuda

Untuk itu, pihaknya tengah melakukan penyusunan kajian untuk membangun pabrik oleokimia, yang akan menghasilkan produk turunan berupa fatty acid. Dengan po­tensi kapasitas produksi sebe­sar 100 ribu ton per tahun.

“Untuk sumber bahan baku, kami telah memiliki kebun kelapa sawit sendiri dengan luas sekitar 7.400 hektar (ha) melalui anak usaha, PT Kali­mantan Agro Nusantara yang merupakan perusahaan ko­laborasi dengan PTPN XIII,” ucapnya.

Rahmad menjelaskan, ren­cana pengembangan fatty acid tersebut menjadi tahap awal bagi PKT untuk melaku­kan pengembangan produk turunan oleokimia lainnya berbasis fatty acid. Seperti fatty alcohol dan fatty amine pada tahap selanjutnya.

Baca juga : Bantuan Kemensos Untuk Warga Yalimo, Papua Mulai Dibagikan Hari Ini

Untuk diketahui, fatty acid dan fatty alcohol merupakan bahan baku berbagai produk. Seperti sabun dan detergen, plastik, karet, kertas, lubri­cant, coating, makanan, lilin dan lain-lain.

Bahkan, berdasarkan Aso­siasi Oleokimia Indonesia (Apolin), total kapasitas produksi fatty acid Indone­sia mencapai sebesar 5,26 juta Metric Tonne Per Year (MTPY), dengan pertumbuhan kapasitas yang tidak mengalami peningkatan signifikan antara 2017 hingga 2020.

“Harapan kami, nantinya PKT dapat berkontribusi da­lam kemajuan industri oleo­kimia di Kaltim dan Indonesia. Ini demi menempatkan Indo­nesia sebagai raja hilir sawit pada tahun-tahun yang akan datang,” pungkasnya. [IMA]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.