Dark/Light Mode

Pupuk Kaltim Catat Penjualan Rp 1,8 T Dari Ekspor Amoniak

Minggu, 22 Agustus 2021 07:40 WIB
Pupuk bersubsidi produksi PT Pupuk Kaltim (Persero). (Foto : Istimewa).
Pupuk bersubsidi produksi PT Pupuk Kaltim (Persero). (Foto : Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) mengekspor sebanyak 327.541 Metric Ton (MT) amoniak ke berbagai negara. Dengan nilai penjualan mencapai Rp 1,79 triliun selama Semester I-2021 (Januari-Juni).

Direktur Utama PKT Rahmad Pribadi mengatakan, saat ini po­tensi pasar global terbilang besar, baik untuk kawasan Asia mau­pun Amerika dan Eropa. Untuk itu, pihaknya memanfaatkan momentum perkembangan pasar baik untuk melakukan ekspor.

Ia mencontohkan, negara tujuan ekspor Amoniak PKT adalah Australia, India, Korea Selatan, Malaysia, Filipina, Taiwan, Thailand, Vietnam, China, Jepang dan Singapura.

Baca juga : LPEI Klaim Telah Kucurin Pembiayaan UMKM Rp 14,5 triliun

“Capaian ekspor Amoniak di semester satu tahun ini menunjukkan hasil produksi PKT memiliki daya saing tinggi dan diterima pasar internasional dengan sangat baik,” ujar Rahmad melalui siaran pers, kemarin.

Ia menegaskan, segala ben­tuk aktivitas ekspor dilaksanakan setelah kebutuhan di dalam negeri telah terpenuhi. Baik untuk sektor subsidi maupun non subsidi, terutama di wilayah-wilayah yang menjadi tanggung jawab perusahaan.

Adapun produksi amoniak sepanjang 2020 mencapai 2,82 juta ton, atau meningkat 3,89 persen dibanding jumlah produksi 2019.

Baca juga : Airlangga: PMI Terlindungi, Ekonomi Bangkit

Untuk itu, pihaknya ingin terus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, salah satunya melalui ekspor amoniak tersebut. Mengingat perusahaan memiliki peran sebagai produsen urea dengan kapasitas terbesar di Asia Tenggara dan Indonesia.

“Kami harap, dengan peningkatan ekspor produk pupuk dalam negeri akan berdampak terhadap peningkatan devisa negara secara signifikan,” katanya.

Ia pun menjelaskan, kegiatan ekspor amoniak pada semester I ini, selain menggunakan metode Free on Board (FoB), juga menggunakan metode Cost, Insurance and Freight (CIF). Yakni mengirim amoniak se­jumlah 5.250 MT menggunakan kapal armada milik PT Pupuk Indonesia Logistik (Pilog).

Baca juga : Waskita Kantongi Laba Rp 33,4 M Di Semester I

“Metode CIF ini dipilih guna mengoptimalkan sinergi antar kedua anak usaha Pupuk Indonesia,” katanya.

Untuk diketahui, di industri petrokimia, senyawa amoniak dikenal sebagai gas dengan bau yang khas. Sedangkan dalam kehidupan sehari-hari, amoniak memiliki beberapa kegunaan sebagai bahan baku, baik untuk kegunaan industri maupun rumah tangga. Misalnya, bahan bakar maritim, obat obatan, bahan pembuatan amonium klorida pada baterai, asam nitrat, zat pendingin, ker­tas plastik dan detergen. [IMA]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.