Dark/Light Mode

Program Makmur Pupuk Indonesia Sukses

Produktivitas Petani Naik Capai 44 Persen

Selasa, 2 November 2021 06:50 WIB
Panen program Makmur untuk komoditas padi dilakukan di atas lahan seluas 35 hektar yang berada di Desa Ciasembaru, Kecamatan Ciasem, Kabupaten Subang, Jawa Barat. (Foto: Dok. Kementerian BUMN).
Panen program Makmur untuk komoditas padi dilakukan di atas lahan seluas 35 hektar yang berada di Desa Ciasembaru, Kecamatan Ciasem, Kabupaten Subang, Jawa Barat. (Foto: Dok. Kementerian BUMN).

RM.id  Rakyat Merdeka - Program Makmur (Mari Kita Majukan Usaha Rakyat) yang diusung PT Pupuk Indonesia (Persero) memuaskan. Program ini terbukti mampu meningkatkan produktivitas petani hingga 44 persen.

Bukti itu bisa dilihat dari kegiatan panen komoditas padi di lahan seluas 35 hektare (ha), Kabupaten Ciasem, Subang, Jawa Barat. Ini merupakan lokasi pertama Program Makmur diluncurkan oleh Menteri BUMN (Badan Usaha Milik Negara) Erick Thohir pada Agustus lalu.

Program Makmur merupakan ekosistem yang menghubungkan petani dengan project leader, lembaga keuangan, teknologi pertanian, asuransi, agro input, offtaker standby. Serta Pemerintah Daerah (Pemda). Sehingga memastikan ketersediaan pupuk nonsubsidi, dan mengurangi ketergantungan petani akan pupuk subsidi.

Baca juga : Panen Program Makmur, Pupuk Indonesia Dongkrak Produktivitas Petani Hingga 44 Persen

Wakil Direktur Utama Pupuk Indonesia Nugroho Christijanto bersyukur, Program Makmur terbukti meningkatkan produktivitas dan profit petani. Sehingga kesejahteraan petani semakin baik.

“Kenaikan (panen) ini cukup signifikan. Pendapatan petani juga naik signifikan, ini hal yang cukup membanggakan,” ucap Nugroho dalam sambutannya di acara Panen Program Makmur Komoditas Padi Kecamatan Ciasem, Subang, Jawa Barat, kemarin.

Ia mengatakan, komoditas padi yang dipanen para petani mengalami peningkatan. Sebelum mengikuti Program Makmur Pupuk Indonesia, rata-rata panen 5,5 ton per hektar. Namun setelah bergabung, produktivitasnya menjadi 7,94 ton per hektar. Artinya, ada kenaikan produktivitas petani yang mengikuti Program Makmur meningkat sebesar 44 persen.

Baca juga : Borneo FC Vs PSS Sleman, Misi Memperbaiki Posisi

Kenaikan produktivitas, papar Nugroho, buah hasil ketersediaan pupuk nonsubsidi. Kemudian ditopang input dan pendampingan secara tepat kepada petani.

Terkait harga pupuk nonsubsidi yang terus naik, Nugroho mengaku tetap percaya diri, Program Makmur tak terkendala. Di program ini, petani membeli pupuk nonsubsidi dengan harga pasar. Artinya kalau nanti ada kenaikan lagi, mereka akan mengikuti. Dan, tentu para petani berharap hasil pertanian mereka juga naik.

“Bagi saya ini hukum pasar yang berjalan. Pupuk Indonesia sadar tidak mungkin penuhi semua kebutuhan pupuk subsidi karena anggaran subsidi Pemerintah kan terbatas,” ujarnya.

Baca juga : Mengaspal Di Indonesia, All New Honda City Banjir Fitur Canggih

Nugroho menegaskan, Pupuk Indonesia berusaha semaksimal mungkin melakukan usaha yang sama. Program Makmur menjadi komitmen Pupuk Indonesia membantu secara penuh memajukan usaha rakyat.

Karena itu, pihaknya berharap tidak akan berhenti pada hasil panen di lahan seluas 35 hektar itu saja. Sebab, hingga September 2021, lahan yang telah tersentuh Program Makmur mencapai total 25 ribu hektar, dengan target 50 ribu hektar tahun ini.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.