Dark/Light Mode

Gelar 150 Pertemuan Internasional

Menkeu Ngarep G20 Buka 33 Ribu Lapangan Kerja

Jumat, 12 November 2021 06:40 WIB
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam acara Inter­national Conference Road To G20 Indonesia Presidency 2022. (Foto: Dok. Kementerian Keuangan).
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam acara Inter­national Conference Road To G20 Indonesia Presidency 2022. (Foto: Dok. Kementerian Keuangan).

RM.id  Rakyat Merdeka - Perhelatan G20 diyakini akan memberikan dampak positif perekonomian. Di antaranya, mengerek konsumsi rumah tangga dan pembukaan lapangan kerja baru.

Indonesia memegang posisi Presidensi G20 tahun 2022. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengungkapkan, selama kegiatan G20, Indonesia akan menjadi tuan rumah 150 pertemuan. Dan, sejumlah pertemuan sampingan lain terkait event itu di seluruh Indonesia.

Jumlah delegasi yang hadir per pertemuan berkisar antara 500 sampai dengan 5.800 sepanjang tahun.

Baca juga : Sandi: Alhamdulillah Lapangan Kerja Terbuka Luas

“Kami harapkan kegiatan G20 menciptakan 33 ribu pekerjaan baru,” ungkap Ani-sapaan akrab Sri Mulyani dalam acara International Conference Road To G20 Indonesia Presidency 2022, kemarin.

Ani menuturkan, penyelenggaraan rangkaian kegiatan Presidensi G20 akan memiliki dampak nyata bagi perekonomian Indonesia. Ada potensi peningkatan konsumsi rumah tangga yang akhirnya akan berdampak pada tumbuhnya Gross Domestic Product (GDP) atau Produk Domestik Bruto asional. Hal itu dampak dari penyelenggaraan G20 di banyak kota oleh banyak kementerian, dan organisasi.

“Kegiatan itu berpotensi meningkatkan konsumsi rumah tangga hingga 190,2 juta dolar AS. Dan, menciptakan 533 juta pada dolar ASGDP atau setara Rp 7,6 triliun. Jadi, ini adalah implikasi nyata dari kegiatan G20,” jelasnya.

Baca juga : Sandiaga Sebut, Perkembangan Teknologi Buka 46 Juta Lapangan Kerja Baru

Ani menjelaskan, Indonesia ingin pemulihan ekonomi bisa dirasakan oleh setiap negara secara global.

Tema Presidensi G20 Indonesia “Recover Together, Recover Stronger” adalah perwujudan nyata dari keinginan tersebut. Presidensi G20 akan digelar mulai 1 Desember 2021 hingga 30 November 2022.

“Tema ini penting karena kita tidak ingin ada negara atau wilayah yang tertinggal dalam pemulihan ekonomi global,” ujarnya.

Baca juga : Bertemu Menteri PEA, Menaker Berunding Soal Penempatan PMI

Pemerintah menyadari pelaksanaan Presidensi G20 Indonesia akan sangat bergantung pada situasi dan kondisi pengendalian Covid-19 di Tanah Air.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menekankan 4 poin dalam Presidensi G20 yang akan digelar di Indonesia.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.