Dark/Light Mode

Di Depan Ahli Thoriqoh, Mahfud MD Ajak Gaungkan Moderasi Beragama

Kamis, 3 Februari 2022 17:13 WIB
Menko Polhukam Mahfud MD saat hadir dalam Rapat Pimpinan Nasional Pengurus Dewan Pimpinan Pusat JATMI di Jakarta, Kamis (3/2). (Foto: Istimewa)
Menko Polhukam Mahfud MD saat hadir dalam Rapat Pimpinan Nasional Pengurus Dewan Pimpinan Pusat JATMI di Jakarta, Kamis (3/2). (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Tiga Jenis Ekstremisme

Di hadapan Jamaah Thoriqoh ini, Mahfud memaparkan tiga jenis Ekstremisme yang dapat mengarah pada tindakan terorisme dan intoleransi, serta berpotensi memecah-belah persatuan bangsa, yaitu jihadis, takfiri, dan ekstremisme ideologis.

Baca juga : Read Aloud, Cara Mudah Kembangkan Literasi Anak Sejak Dini

Jihadis. Menurut Mahfud, adalah paling ekstrem yang meyakini melakukan pembunuhan kepada orang lain yang tidak sepaham, atau bahkan membunuh orang dan kelompok tertentu yang dianggap menghalang-halangi terwujudnya paham mereka.

"Ekstremisme ini contohnya adalah ISIS dan beberapa kelompok terorisme di Indonesia. Mereka tidak hanya menyerang kelompok yang dianggap sebagai lawan, tetapi juga pihak yang dipandang menghalangi tujuan mereka," jelas Mahfud.

Baca juga : Bagi-Bagi TV, Sahabat Ganjar Harap Ilmu Pengetahuan Masyarakat Bertambah

Selanjutnya Takfiri. Menurut Mahfud, Takfiri adalah paham yang menganggap paham lain, walaupun satu agama, adalah paham yang sesat, kafir, yang tidak saja harus dijauhi tetapi harus dimusuhi. "Identifikasi kelompok tidak hanya pada level pemikiran, tetapi juga pada simbol-simbol tertentu, misalnya cara berpakaian," tambah Mahfud.

Jenis ekstremisme terakhir yang lunak namun tetap berbahaya, lanjut Mahfud, adalah ekstremisme ideologis. Mereka memiliki paham tertentu yang dianggap paling benar dan menyalahkan paham yang dianut orang lain, bahkan paham nasional seperti Pancasila pun disebut sesat.

Baca juga : Tekan MoU, JMBR dan OHM Siap Kembangkan Fasilitas Inap di Rest Area

"Mereka berupaya mengubah Pancasila dengan memengaruhi pemikiran melalui lembaga pendidikan dan diskusi, serta brosur-brosur penyusupan bahwa Pancasila salah dan harus diganti," pungkas Mahfud. [FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.