Dark/Light Mode

Serang Hong Kong, Korsel Dan Inggris

Semoga Omicron BA.2 Tidak Melonjak Di Sini

Rabu, 16 Maret 2022 07:55 WIB
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin. (Foto: Setkab)
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin. (Foto: Setkab)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah gencar melakukan vaksinasi pada lansia. Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin berharap, sub varian Omicron, yaitu BA.2, yang memicu peningkatan kasus di Hong Kong, Korea Selatan (Korsel) dan Inggris, tidak terjadi di Indonesia.

Budi bilang, dalam dua bulan terakhir Pemerintah telah melakukan 8.032 genome sequencing. Hasilnya, porsi sub varian Omicron BA.2 memang sudah dominan di Indonesia.

“Alhamdulillah, kita tidak melihat dan mudah-mudahan tidak akan melihat adanya kenaikan jumlah kasus kembali,” kata Budi, kemarin.

Baca juga : Nyeri Tenggorokan Akibat Omicron? Begini Cara Mengatasinya

Untuk mencegah kenaikan kasus dan kematian, dia meminta masyarakat lekas vaksinasi, khususnya kepada kelompok lansia.

Menurut mantan Direktur Utama Bank Mandiri ini, hampir seluruh kematian yang terjadi di Hong Kong, dan yang memenuhi rumah sakit, adalah lansia. “Ini pelajaran yang sangat berharga bagi kita,” tuturnya.

Di Hong Kong, vaksinasi lengkap untuk golongan lansia terbilang cukup rendah. Baru mencapai sekitar 26 persen.

Baca juga : Hati-hati, Virus Tidak Melemah Jangan Sampai Kita Yang Rugi

Karena itu, Budi mengingatkan para lansia minimal melakukan vaksinasi dua dosis kepada lansia demi melindungi mereka. “Idealnya malah tiga dosis,” tambah mantan Wamen BUMN ini.

Terpisah, Epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis Miko Wahyono meminta Pemerintah gencar melakukan pengawasan protokol kesehatan (prokes), di samping vaksinasi.

Prokes, menjadi salah satu strategi untuk mengantisipasi potensi kenaikan kasus, seiring mulai meningkatnya mobilitas masyarakat.

Baca juga : Menikah, Belva Dan Sabrina Diminta Tetap Menginspirasi

“Kalau prokes mengendor, orang kan bisa terinfeksi lebih dari dua kali. Bahkan lebih. Pengawasan harus terus digencarkan,” imbaunya.

Menurutnya, pelonggaran mobilitas masyarakat harus tetap diiringi dengan edukasi dan pengawasan prokes yang ketat, agar kasus yang saat ini mulai masuk dalam tren penurunan terus berlanjut.

Prokes belum dapat dilonggarkan karena angka kematian masih terbilang tinggi. “Per hari masih di kisaran 200 orang meninggal,” ungkap Miko. [DIR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.