Dark/Light Mode

Alsintan Dorong Transformasi Perkebunan Tradisional Menuju Modern

Kamis, 28 Juli 2022 19:25 WIB
Direktur Jenderal Perkebunan Andi Nur Alam. (Foto: Istimewa)
Direktur Jenderal Perkebunan Andi Nur Alam. (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Tak Tergantung Bantuan

Nur Alam berharap, ke depan petani/pekebun tidak lagi tergantung dengan pola bantuan pemerintah, termasuk dalam pengadaan alsintan. Selama ini pekebun memang rata-rata sudah mandiri dan tidak tergantung bantuan. Seperti program untuk petani tanaman pangan, ke depan akan mengembangkan program Taksi Alsintan untuk pekebun (Alsinbun).

"Beberapa penyedia alsintan kami harapkan bisa ikut dalam program yang akan di-launching tahun ini," ujarnya.

Oleh karena itu, Nur Alam berharap dengan transformasi perkebunan dari tradisional ke modern pada tahun 2024 akan ada peningkatan produktivitas menjadi 7 persen, ekspor naik 300 persen dan penyerapan tenaga kerja menjadi 5 persen. Pada akhirnya akan ada peningkatan kesejahteraan petani.

Baca juga : Di Rapim, Kemendagri Dukung Transformasi Digital Peruri

"Karena itu, bagaimana kita mentranformasikan perkebunan dari tradisional menjadi modern," katanya.

Sementara itu, Plt. Direktur Alsintan, Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Rahmanto mengatakan, peran alsintan sangat dominan untuk menurunkan biaya produksi hingga efisiensi usaha tani. Karena itu, tidak salah alsintan berperan penting dalam mendukung pertanian maju, modern dan mandiri.

"Sekarang ini bagaimana kita menguatkan kelembagaan UPJA dan fasilitasi Taksi Alsintan agar alsintan makin banyak di lapangan dan optimalisasi alsintan tingkat petani," katanya.

Menurutnya, beberapa urgensi peningkatan penyediaan alsintan. Pertama, adanya efsiensi biaya, memberikan nilai tambah dan meningkatkan daya saing pertanian. Kedua, ketersediaan dan level mekanisasi pertanian.

Baca juga : Yasonna Dorong Penguatan Pengawasan Notaris

Saat ini diakui, Indonesia masih tertinggal dari negara maju dan tetangga seperti Malaysia dan Thailand dalam level mekanisasi.

Level mekanisasi negara maju seperti AS saat ini mencapai 17 HP/ha dan Jepang 16 HP/ha. Sedangkan Thailand 2,4 HP/ha dan Malaysia 2,4 HP/ha. Dengan program mekanisasi level mekanisasi Indonesia nauk yang pada tahun 2016 sebelumnya hanya 0,5 HP/ha, kini menjadi 2,1 HP/ha.

"Level mekanisasi kita kini sudah di atas Vietnam yang hanya 1,5 HP/ha," katanya.

Namun dengan anggaran pertanian yang kian menurun, kata Rahmanto, pemerintah berupaya agar level mekanisasi terus naik, meski dengan anggaran non APBN. Salah satu programnya adalah Taksi Alsintan dengan memanfaatkan dana KUR.

Baca juga : Peneliti: Transformasi Digital Perlu Payung Hukum Perlindungan Konsumen

"Kita harapkan akan ada peningkatakan alsintan, baik dari sisi jumlah dan pemanfaatannya," ujarnya. â– 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.