Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
RM.id Rakyat Merdeka - Pemerintah perlu melakukan pengawasan lebih ketat di seluruh lembaga pendidikan dan panti yang mengurus anak-anak. Ini untuk mencegah terjadinya kejahatan seksual pada anak. Kejahatan seksual, belakangan memang terjadi di lembaga pendidikan.
Wakil Presiden Ma’ruf Amin sangat menyayangkan hal itu. Sebab, lembaga pendidikan yang seharusnya menaungi dan mengedukasi anak, justru dikotori oleh ulah oknum.
“Sebetulnya, kekerasan itu ada di mana-mana. Tidak hanya spesifik lembaga pendidikan ataupun pesantren, tapi di mana-mana ada. Itu fenomena semakin terdengar. Pemerintah tentu prihatin,” ujar Ma’ruf di Istana Wakil Presiden di Jakarta, kemarin.
Baca juga : PSI Ngebet Jualan Ganjar
Dia menyoroti kekerasan seksual anak pernah terjadi di lembaga pendidikan yang bernapaskan Islam, seperti pesantren. Ironisnya, pelaku merupakan gurunya.
Untuk mencegah berulangnya kejahatan seksual di pesantren, Ma’ruf berharap Dewan Masyayikh di lembaga pendidikan keagamaan itu bisa menjalankan fungsinya maksimal. Dewan itu berisikan ulama dari berbagai pesantren.
“Tujuan utama sebenarnya memberikan bimbingan untuk peningkatan kualitas pesantren, juga bimbingan termasuk di dalamnya kurikulum antikekerasan (seksual),” kata Ma’ruf.
Baca juga : Eksepsi Sambo Ungkap Peristiwa Kekerasan Seksual Di Magelang
Dewan Masyayikh merupakan lembaga yang dibentuk oleh pesantren yang bertugas melaksanakan sistem penjaminan mutu internal pendidikan pesantren.
Menurut Ma’ruf, dewan tersebut juga harus ikut menjauhi terjadinya potensi-potensi aktivitas kekerasan atau kejahatan seksual pada anak.
“Itu juga upaya antisipasi mencegah terjadinya kekerasan yang muncul di pesantren. Memang belum ada di lembaga pendidikan lain. Nanti saya minta Menteri Agama memfasilitasi bagaimana kekerasan itu bisa diatasi,” ucapnya.
Baca juga : Indonesia Siap Gelar Kejuaraan Bridge Asia
Selain di lembaga pendidikan, kejahatan seksual ini juga terjadi di Panti Asuhan. Ma’ruf pun meminta Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan Menteri Sosial Tri Rismaharini, memperhatikan betul serta membuat semacam pola untuk mencegah terjadinya kekerasan kekerasan tersebut.
Terpisah, Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) Nahar menilai, lembaga atau tempat manapun yang berisikan anak-anak perlu dibuat lingkungan aman dan ramah bagi anak.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya