Dark/Light Mode

Awas! Kejahatan Siber Bisa Bobol Password Medsos

Sabtu, 3 September 2022 03:17 WIB
Ilustrasi.
Ilustrasi.

RM.id  Rakyat Merdeka - Masyarakat harus makin waspada terhadap berbagai model kejahatan internet. Terutama, model phising yang mampu mencuri data pribadi pengguna media sosial (medsos).

Berdasarkan data Honeynet Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), jumlah serangan siber di Indonesia pada tahun 2021 sebanyak 32 juta. Sedangkan tahun ini, untuk periode 1-23 Januari saja jumlah serangan telah mencapai 739.192.

Founder dan COO Bicara Project Joddy Caprinata mengatakan, salah satu model kejahatan siber yang paling sering ditemukan adalah phising. Yaitu upaya mendapatkan informasi data seseorang dengan teknik pengelabuan.

Baca juga : Korban Kebakaran Simprug Terima Bantuan Kasur

Merujuk data Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI), terdapat 5.579 laporan phising di kuartal II/2022. Biasanya, oknum pelaku phising melakukannya dengan menduplikat situs web atau aplikasi. Umumnya adalah medsos.

“Contohnya yang pernah terjadi itu menduplikasi situs halaman FB (Facebook) tapi kalau dicermati link-nya aneh, bukan facebook.com tapi facebook.cixx6.com. Ini bukan FB asli," ujar Joddy dalam webinar bertema Waspada dan Lawan Kejahatan Siber, di Makassar, Sulawesi Selatan, dikutip Sabtu (3/9).

Pelaku kejahatan membuat layanan FB palsu dengan tujuan mengelabui dan memanipulasi agar memasukkan nama ID dan kata sandi. "Jika sudah mencuri password atau data pribadi akhirnya disalahgunakan,” imbuhnya.

Baca juga : Waspadai Kejahatan Siber, Ini Tips Lindungi Data Pribadi

Agar tidak terjebak penipuan atau pengelabuan, Joddy pun memberikan tips 5P.

P pertama, pantang asal memberikan data pribadi kepada siapapun yang dirasa berisiko menimbulkan kerugian di kemudian hari.

Kedua, penolakan peminjaman gawai pribadi. Ingat bahwa gawai pribadi hanya untuk diri sendiri saja karena beberapa kasus yang terjadi baik kebocoran data, penipuan, itu berawal dari gawai pribadi yang dipinjam atau sudah berpindah tangan.

Baca juga : ASSA Giat Kejar Peluang Di Bisnis Mobilitas Dan Logistik

Ketiga, perkuat password. Keempat, periksa situs aplikasi dan skeptis. Terakhir, kelima, pelaporan jika terjadi insiden. "Banyak kejahatan yang saat ini masih terjadi karena korbannya diam saja," sesalnya. 
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.