Dark/Light Mode

Dorong Ekspor Mangga, Balitbang Rekomendasikan Teknologi Hot Water Treatment dan Pelilinan 

Kamis, 8 Agustus 2019 14:26 WIB
Teknologi Hot Water Treatment untuk mangga. (Foto: Humas Kementan)
Teknologi Hot Water Treatment untuk mangga. (Foto: Humas Kementan)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Balai Besar Litbang Pascapanen, Badan Litbang Pertanian mendorong ekspor mangga menembus pasar secara kompetitif. Dengan produksi mangga rata-rata mencapai 1,8 juta ton per tahun, Indonesia merupakan eksportir terbesar kelima di dunia yang dapat memenuhi permintaan pasar internasional sepanjang tahun. Kendati demikian, kondisi mangga Indonesia yang diekspor selama dihadapkan pada kuliatas akibat kerusakan selama pengiriman hingga sampai negara tujuan.

Kenyataan ini karena pengiriman melalui laut memerlukan waktu lebih lama. Sementara itu biaya pengiriman dengan pesawat mencapai 10 kali biaya pengiriman melalui jalan darat atau kapal laut, hal ini menyebabkan harga jual mangga Indonesia tidak dapat bersaing dengan mangga dari negara lainnya. 

Baca juga : Rayuan Romy ke Menag: Haris Juga Direkomendasikan Khofifah dan Ulama

“Oleh karena itu, kami merekomendasikan penggunaan teknologi hot water treatment (HWT) dan formula pelilinan. Teknologi HWT dan formula pelilinan telah terbukti mempertahankan mutu buah selama pengiriman ekspor dengan tingkat kerusakan kurang dari 10 persen,” kata Kepala Balai Besar Litbang Pascapanen, Prayudi Syamsuri di Bogor, Kamis (8/8).

Pria yang akrab disapa Prayudi ini menjelaskan kedua teknologi ini efektif dalam mengendalikan pertumbuhan lalat buah dan penyakit selama perjalanan. Teknologi tersebut sudah diimplementasikan oleh beberapa eksportir buah segar.

Baca juga : Kenaikan Harga Tiket Pesawat Semena-mena

“Terdapat beberapa perusahaan eksportir yang sampai saat ini menggunakan teknologi penanganan tersebut untuk mengekspor buah diantaranya buah mangga ke beberapa negara melalui transportasi laut,” jelasnya. 

Lebih lanjut Prayudi menyebutkan, ekspor mangga saat ini mengalami peningkatan yang cukup tajam, namun masih banyak faktor yang perlu mendapat perhatian. Yakni kualitas mangga segar, adanya lalat buah, chilling injury selama transportasi dalam pemasaran, serta daya simpan yang relatif singkat. 

Baca juga : Jokowi Sapa Ribuan Warga Dan Nelayan

“Persaingan ekspor mangga sangat ketat sehingga perlu pengetahuan dan perbaikan menyeluruh. Termasuk di antaranya penanganan pascapanen, sehingga produk pertanian kita dapat bersaing dengan negara lain,” tandasnya.

Perlu diketahui, beberapa varietas mangga Indonesia yang berpeluang untuk pemasaran ekspor adalah gedong, arumanis, manalagi, dan golek. Saat ini pangsa pasar utama mangga segar Indonesia adalah Timur Tengah, Hong Kong, Singapura, Malaysia, dan China. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.