Dark/Light Mode

Kementan Gerakkan Pola Kemitraan Penangkar dan Produsen Benih

Selasa, 20 Agustus 2019 01:09 WIB
Kepala Sub Direktorat Pengembangan Produksi Benih, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suharyanto (kiri). (Foto: Humas Kementan)
Kepala Sub Direktorat Pengembangan Produksi Benih, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suharyanto (kiri). (Foto: Humas Kementan)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Pertanian (Kementan) terus mengupayakan peningkatan produksi dengan menggenjot penambahan luas tambah tanam pada musim gadu. Oleh karena itu Kementan juga mengupayakan pemenuhan benih dengan menggerakkan pola kemitraan penangkar dengan produsen.

“Benih bermutu menjadi kebutuhan utama agar mampu menggenjot produksi,” ungkap Kepala Sub Direktorat Pengembangan Produksi Benih, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suharyanto, di Jakarta, Senin (19/8).

Baca juga : Di Teriknya Washington DC, Upacara Kemerdekaan Berlangsung Khidmat dan Meriah

Ia menegaskan untuk menjamin penyediaan benih bermutu, salah satu program yang dijalankan Kementan, yakni memberdayakan penangkar benih. Kementan melalui Ditjen Tanaman Pangan memfasilitasi bantuan untuk kelompok penangkar agar mereka mampu mencukupi kebutuhan di kelompoknya sendiri dan bisa jadi dapat menjual sebagian hasilnya.

“Tidak hanya itu, ada beberapa penangkar yang malah sudah menjalani pola kemitraan dengan perusahaan benih. Jadi mereka sudah mampu membuka akses pemasarannya,” kata Suharyanto.
 
Di tempat terpisah, Amiruddin, Ketua Poktan Loncek Benih Agro di Desa Pakbulu, Kecamatan Anjungan, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, menyatakan kelompoknya telah melakukan pola kemitraan melalui kerjasama produksi dan pelimpahan benih dengan PT. Pertani. Kelompok dengan jumlah anggota 80 orang dan luas areal penangkaran 60 hektare ini mencakup Kabupaten Mempawah, Singkawang, Bengkayang dan Sambas.

Baca juga : Kementan-FAO Kembangkan Padi Organik di Perbatasan Kalbar untuk Ekspor

“Dengan potensi hasil 3 sampai 4 ton benih per hektare, kami mampu memenuhi kebutuhan benih yang tanam pada bulan Agustus ini. Saat ini kami telah menyiapkan benih siap salur sebanyak 60 ton untuk memenuhi kebutuhan 2.400 hektare,” sebutnya.

Oleh karena itu, menurut Amiruddin, keluhan para penangkar di era digital selama ini seharusnya tidak terjadi, hal ini telah dibuktikan oleh asosiasi penangkar benih Loncek Benih Agro. Melalui pola kemitraan dengan produsen benih yang terdaftar di E-Katalog Benih, penangkar tidak perlu kawatir lagi dengan masalah pemasaran. “Apalagi mengingat kebutuhan benih bermutu di Provinsi Kalimantan Barat potensinya masih cukup besar, peluang kita cukup besar untuk masuk ke pasar benih,” tegasnya.

Baca juga : Kemenpora Akan Fasilitasi Pendidikan Anggota Paskibraka Nasional 2019

Hal senada juga diungkapkan Sarmin, Ketua Kelompok Tani Usaha Bersama, Desa Kecurit, Kecamtan Toho, Mempawah. Kelompoknya mendapat bantuan program Desa Mandiri Benih Tahun 2015 dan sampai sekarang masih eksis mengembangkan produksi benih. Luas usaha penangkarannya 15 hektare dan potensi hasil 4 ton benih, mampu memenuhi kebutuhan di wilayah Mempawah. “Program bantuan benih gratis dari Pemerintah menjadi salah satu peluang pasar bagi kelompoknya memenuhi kebutuhan benih petani,” cetusnya. [KAL]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.