Dark/Light Mode

Wapres Prihatin Aparat Gugur Di Tangan Teroris Papua

Strateginya Kudu Diubah Agar Korban Tak Tambah

Jumat, 28 April 2023 07:50 WIB
Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin saat menggelar rapat terbatas terkait Papua, di Jakarta, Kamis (27/4/2023). (Foto: Instagram)
Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin saat menggelar rapat terbatas terkait Papua, di Jakarta, Kamis (27/4/2023). (Foto: Instagram)

RM.id  Rakyat Merdeka - Persoalan Papua makin memanas. Strategi menjaga Bumi Cendrawasih kondusif masih terus dievaluasi Pemerintah. Pasukan TNI menyatakan sudah siaga tempur.

Meski begitu, Pemerintah berupaya melakukan berbagai pendekatan agar tidak ada lagi nyawa yang melayang.

Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin prihatin atas gugurnya banyak aparat di tangan teroris Papua.

“TNI dan Polri perlu mem­perkuat strategi yang kompre­hensif untuk Papua,” imbau Ma’ruf saat menggelar rapat terbatas terkait Papua, di Jakarta, kemarin.

Rapat tersebut diikuti sejum­lah Menteri Kabinet Indone­sia Maju. Antara lain Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Baca juga : Menpora Dito Banggakan Tradisi Pacuan Kuda Rakyat Kebumen

Hadir juga Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Kepala Staf Presiden Moeldoko dan Gubernur Lem­baga Ketahanan Nasional Andi Widjajanto.

Ma’ruf mengaku mendapat laporan masih adanya tindak kekerasan fisik serta adanya an­caman dari Kelompok Separatis Teroris (KST) di wilayah tersebut.

Kekerasan yang dilakukan oleh para teroris Papua ini mesti mendapatkan penanganan serius. Strategi yang dilakukan harus diubah agar korban jiwa tidak bertambah.

“Evaluasi operasi dan perkuat langkah-langkah dengan mene­tapkan status operasi menjadi siaga tempur darat,” tutur eks Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini.

Namun, Ma’ruf mengingatkan, pendekatan yang dilakukan tetap harus berbasis sosial-kultural dan administratif-poli­tik. Dengan cara itu, maka peluang untuk menangani serta menyelesaikan akar persoalan dan isu strategis di enam provin­si di Papua bisa diselesaikan.

Baca juga : Teroris Papua Makin Ganas

“Penting mengelola komuni­kasi luar negeri dan dalam negeri yang tepat,” ingatnya.

Dalam kesempatan tersebut juga dibahas pembebasan pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens yang disandera KST.

Yudo Margono usai rapat menyatakan, Pemerintah masih mencari lokasi sandera tersebut. Pencarian dilakukan melalui Pemerintah Daerah, tokoh agama, hingga tokoh adat.

“Sampai sekarang belum ketemu. Kami masih mencari di daerah Nduga,” ujarnya.

Yudo mengatakan, pencarian itu belum memerlukan operasi militer khusus. Sebelumnya pada 18 April lalu, dia mengumumkan siaga tempur di daerah tertentu di Papua. Hal itu di­lakukan, mengingat ada daerah yang masih rawan KST.

Baca juga : Pilot Susi Air Sakit

Menurut dia, siaga tempur bukan operasi militer. Status siaga tempur merupakan bentuk kesiagaan pasukan TNI guna menghadapi kelompok teroris Papua.

Meski demikian, TNI harus waspada dan sewaktu-waktu dapat melaksanakan operasi militer.

"Sekarang kami melakukan operasi teritorial. Ini bukan ofensif, kami tetap defensif, tapi kami harus siap di daerah yang kerawanannya tinggi. Di sini kami harus siaga tempur,” jelasnya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.