Dark/Light Mode

Dana Desa Tembus Rp 500 Triliun

Wapres Pede Kemiskinan Ekstrem Bisa Diberantas

Sabtu, 13 Mei 2023 07:45 WIB
Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin dalam acara Penguatan Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Menuju Indonesia Bebas Stunting Dan Ke­miskinan Ekstrem di Ternate, Maluku Utara, kemarin. (Foto: BPMI Setwapres)
Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin dalam acara Penguatan Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Menuju Indonesia Bebas Stunting Dan Ke­miskinan Ekstrem di Ternate, Maluku Utara, kemarin. (Foto: BPMI Setwapres)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah percaya diri alias pede target nol persen kemiskinan ekstrem tahun 2024 bisa tercapai.

Optimisme ini bukan tanpa alasan. Berdasarkan data Bank Dunia, saat ini angka kemiskinan ekstrem di Indonesia hanya ter­sisa 1,5 persen.

Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin mengatakan, menurunnya angka kemiskinan ekstrem di Indonesia salah satu­nya karena kucuran dana desa.

“Sejak 2015 hingga 2023, Pemerintah telah mengaloka­sikan Dana Desa lebih dari Rp 500 triliun, dengan rata-rata serapan melebihi 98 persen pada setiap tahun anggaran,” ungkap Ma’ruf.

Baca juga : Jubir Kemenkeu: Utang Pemerintah Rp 17.500 Triliun? Bombastis dan Menyesatkan!!

Hal itu disampaikan Ma’ruf dalam acara Penguatan Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Menuju Indonesia Bebas Stunting Dan Ke­miskinan Ekstrem di Ternate, Maluku Utara, kemarin.

Eks Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini menegaskan, alokasi Dana Desa harus ditujukan untuk meningkatkan infrastruktur desa dan kawasan perdesaan, mengem­bangkan potensi ekonomi desa, serta meningkatkan pelayanan sosial dasar lainnya.

Selain itu, pola pelaksanaan Dana Desa juga kian tertata dan adaptif terhadap beragam dinamika dan perubahan.

“Sejak 2018, kita mengenal kebijakan Padat Karya Tunai Desa (PKTD) dan swakelola kegiatan oleh masyarakat desa,” tuturnya.

Baca juga : Kemiskinan Ekstrem Hilang Tahun Depan

Dia berharap, program Dana Desa bakal semakin membuka akses dan kesempatan bagi warga desa untuk berpartisipasi langsung, sehingga tak hanya peredaran uang di desa yang akan meningkat, tapi juga rasa kepemilikan masyarakat terha­dap pembangunan.

“Saya sangat optimistis karena kalau 1,5 persen berarti dua tahun ini, hanya 0,75 persen. Dengan kerangka perbaikan kualitas ditambah pembangunan desa yang lebih optimal, saya yakin kemiskinan ekstrem teratasi,” ungkap Ma’ruf.

Sementara, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar mengatakan, sejak penyaluran Dana Desa dimulai 2015, tingkat kemiskinan di desa turun dari 14,21 persen pada 2015 menjadi 12,29 persen pada 2022.

“Angka ini turut membantu penurunan kemiskinan nasional pada periode yang sama, yakni turun dari 11,22 persen menjadi 9,54 persen,” ungkapnya.

Baca juga : Kita Bisa Jadi Pemain Utama

Terpisah, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengatakan, untuk mencapai target nol persen kemiskinan ekstrem, Pemerintah harus memaksimalkan program bantuan sosial.

Tauhid menjelaskan, dasar kemiskinan ekstrem itu adalah orang yang pendapatan per kapitanya per hari Rp 10.000-11.000.

Tauhid mencontohkan, dalam satu keluarga ada 4-5 orang. Artinya, sehari sekitar Rp 50-60 ribu, atau paling tidak peng­hasilan mereka Rp 2 jutaan per bulan. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.