Dark/Light Mode

Nyindir Negara Maju

Luhut: Daripada Omdo Soal Perubahan Iklim, Mending Sini Investasi

Sabtu, 24 Juni 2023 21:57 WIB
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan kiri bersama Founder  Chairman FPCI Dino Patti Djalal dalam acara Indonesia Net-Zero Summit 2023 di Djakarta Theatre, Sabtu 24/6. (Foto: dok. FPCI)
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan kiri bersama Founder Chairman FPCI Dino Patti Djalal dalam acara Indonesia Net-Zero Summit 2023 di Djakarta Theatre, Sabtu 24/6. (Foto: dok. FPCI)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menko Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan, pemerintah Indonesia serius melakoni transisi energi. Sebagai bagian dari upaya konkret mengatasi perubahan iklim. Tak seperti negara-negara maju, yang umumnya omdo alias ngomong doang.

Luhut menyebut, Indonesia merupakan satu-satunya negara di dunia, yang sukses mempensiundinikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbasis batu bara, yang notabene adalah penyumbang emisi karbon terbesar di muka bumi. Sementara Amerika Serikat (AS) masih memberdayakan 40-60 persen PLTU.

Luhut menilai, negara Barat juga sering menerapkan standar ganda soal respons mengenai perubahan iklim.

Di satu sisi getol mengkampanyekan penggunaan energi bersih, di sisi lain masih saja impor batu bara ke Indonesia.

"Jerman masih mengimpor batu bara dari Indonesia dan Polandia. Mereka banyak membuat double standard. Orang-orang itu cuma banyak omong," ujar Luhut dalam acara Indonesia Net-Zero Summit 2023 di Djakarta Theatre, Sabtu (24/6).

Baca juga : Pertamina Ajak Generasi Muda Peduli Pada Perubahan Iklim

Dia menjelaskan, saat ini pemerintah telah membangun sejumlah pembangkit listrik tenaga hidro, seperti yang ada di kawasan industri Kalimantan. Sebagai bukti nyata transisi energi secara bertahap.

Selain itu, juga ada pembangkit listrik tenaga solar, dan gas yang dibangun di beberapa daerah lain.

Dan dalam waktu dekat, pemerintah juga melakukan tender untuk membangun geothermal hydropower dengan kapasitas 2,5 gigawatt per tahun. Butuh waktu sekitar 7 tahun, agar tenaga listrik yang dihasilkan mampu men-support seluruh wilayah.

"Secara bertahap, penggunaan energi fosil kita kurangi. Sudah ada roadmap yang kita siapkan. Tidak bisa mendadak. Bisa mati kita," tandas Luhut.

Faktanya saat ini, emisi karbon yang disumbang Indonesia tak lebih dari 2,3 juta per kapita. Sedangkan negara maju, sudah mencapai 14,7 juta ton.

Baca juga : Keliling IKN, Menteri Basuki Ajak Puluhan Investor Singapura Investasi

Tak cukup sampai di situ, Indonesia juga melakukan upaya konkret lain dalam menghadapi perubahan iklim. Misalnya saja, dengan mengurangi sampah laut dunia, hingga 36 persen.

Selain itu, Indonesia juga paling aktif menghijaukan hutan mangrove seluas 600 ribu hektare.

"Siapa bisa lawan kita? Yang lain itu ngomong-ngomong aja," cetus Luhut.

Daripada omdo, Luhut meminta negara-negara maju berinvestasi di Indonesia.

"Kalian nggak usah banyak omong, taro sini duitmu," ucap Luhut. ***

Baca juga : Teddy Minahasa Sebut Ada Perintah Pimpinan, Hakim Banding Diminta Dalami

 

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.