Dark/Light Mode

Kisah Inspiratif Bahlil Lahadalia, Dari Penjual Kue, Sopir Angkot Hingga Jadi Menteri Investasi

Selasa, 25 April 2023 17:38 WIB
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia saat menjadi bintang tamu pada acara podcast di kanal YouTube Sekretariat Kabinet RI, Selasa (25/4). (Foto: YouTube)
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia saat menjadi bintang tamu pada acara podcast di kanal YouTube Sekretariat Kabinet RI, Selasa (25/4). (Foto: YouTube)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, sosok menteri kabinet Indonesia Maju yang berasal dari Papua itu, memiliki kisah hidup yang unik.

Bahlil membagikan kisah inspiratif pada masa lalunya yang penuh perjuangan, saat masih sekolah di Kabupaten Fakfak, Papua Barat.

Untuk bisa melanjutkan pendidikan, Bahlil tidak malu untuk berjualan kue dan menjadi sopir angkot saat masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).

"Kebetulan saya dari keluarga yang ekonominya nggak bagus-bagus banget lah gitu. Jadi saya sejak kecil sudah biasa bekerja sudah jualan kue di SMP pun saya kondektur angkot, sopir angkot gimana penumpangnya adalah teman-teman sekolah saya," ujar Bahlil saat menjadi bintang tamu pada acara podcast di kanal YouTube Sekretariat Kabinet RI, Selasa (25/4).

Masa remaja Bahlil saat menempuh pendidikan lebih banyak di habiskan di Papua, saat menjadi mahasiswa Bahlil dikenal sebagai aktivis dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang membawanya menjadi ketua senat mahasiswa.

Baca juga : Laskar Padjajaran Sumringah Hingga Akhir

"Kemudian saya kuliah di Jayapura jadi aktivis. Saya pernah jadi ketua senat pernah mengikuti bagian dalam reformasi hidupnya di asrama pernah," paparnya.

Bahlil menceritakan, tidak pernah bermimpi untuk menjadi seorang menteri. Soalnya, dia merasa kurang pantas untuk menjadi pembantu seorang presiden.

"Saya nggak pernah bermimpi tidak pernah terpikir untuk saya jadi menteri, karena saya harus tahu diri dong, jadi orang itu harus tahu diri tahu ukuran baju, saya sekolahnya nggak pernah di luar negeri sementara dalam persepsi saya BKPM itu adalah promosi investasi di luar negeri, jadi saya nggak tahu, pergaulan luar negeri saya pun nggak bagus waktu itu," tutur Bahlil. Nl

Namun, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mempercayai kualitas dan pengalaman Bahlil untuk mengurus hal yang menyangkut masalah investasi untuk segera dibenahi agar dapat berjalan lancar.

"Itu tantangan bagi saya tapi kita inginkan ke depan ketika kita diberikan amanah untuk mengurus negara harus betul-betul dengan hati yang baik," ucapnya.

Baca juga : Perusahaan Souvenir Ini Berdayakan Pelaku UMKM Lokal Tembus Pasar Nasional Hingga Forum Internasional

Bahlil menambahkan, enam hari setelah dilantik menjadi Menteri BKPM, Bahlil berkesempatan menghadap Presiden Jokowi untuk menerima mandat mengurai problematika di sektor investasi.

"Saya boleh cerita sedikit tentang ketika saya menjadi Menteri BKPM saya lapor sama bapak presiden hari ke-6 saya diterima oleh Bapak Presiden saya tanya kepada bapak presiden apa perintah yang seharusnya saya lakukan terkait dengan tupoksi saya bapak presiden memerintahkan saya terhadap investasi itu ada lima hal yang pertama bapak presiden mengatakan investasi harus inklusif dan berkualitas," ucapnya.

Menirukan ucapan Presiden Jokowi, Bahlil mengatakan, ciri dari investasi yang eksklusif dan berkualitas adalah investasi tidak hanya di terpusat di Pulau Jawa. Namun, investasi itu harus membangun Indonesia sentris.

"Bangsa kita itu dari Sabang sampai Merauke jangan ekonomi tumbuh pada suatu wilayah dan harus diakui bahwa ekonomi kita 50 persen lebih berkumpul di pulau Jawa," urainya.

Bahlil mengatakan, Presiden Jokowi memerintahkan agar investasi yang masuk ke Indonesia dapat menciptakan kawasan ekonomi baru.

Baca juga : Ini Inspirasi Baju Lebaran Dari Desainer Agnes Budhisurya

"Ketiga, bapak presiden menyampaikan juga kepada saya ciptakan kawasan pertumbuhan ekonomi baru dan karena itu jangan ekonomi dikuasai oleh satu kelompok tertentu harus merata jangan itu-itu saja," jelasnya.

Tidak hanya mengurus investasi, mantan Ketua Umum HIPMI itu juga tetap memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan dari UMKM sebagai tulang punggung ekonomi Indonesia.

"Yang keempat bahwa presiden mengatakan kepada saya jangan mengurusi investasi yang besar-besar saja karena UMKM juga investor dan UMKM itu adalah kontribusinya 60 persen terhadap DJP dan 99,6 persen dari unit usaha," katanya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.