Dark/Light Mode

Hemat APBN, Bandara Radin Inten II Lampung Diserahkan ke AP II

Sabtu, 12 Oktober 2019 19:02 WIB
Menhub Budi Karya Sumadi (kedua kiri) menyaksikan penandatanganan MoU pemanfaatan Barang Milik Negara (BMN) Bandara Radin Inten II Lampung, Sabtu (12/10). Penandatanganan dilakukan Dirjen Perhubungan Udara Polana B. Pramesti (tengah) dan Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin (kedua kanan). (Foto: BKIP Kemenhub)
Menhub Budi Karya Sumadi (kedua kiri) menyaksikan penandatanganan MoU pemanfaatan Barang Milik Negara (BMN) Bandara Radin Inten II Lampung, Sabtu (12/10). Penandatanganan dilakukan Dirjen Perhubungan Udara Polana B. Pramesti (tengah) dan Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin (kedua kanan). (Foto: BKIP Kemenhub)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menjadi saksi penandatanganan MoU pemanfaatan Barang Milik Negara (BMN) Bandara Radin Inten II Lampung, Sabtu (12/10).

Penandatanganan dilakukan Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Polana B. Pramesti dan Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II Muhammad Awaluddin.

Dengan penandatanganan MoU tersebut, menteri yang akrab disapa BKS itu meminta agar AP II dapat semakin meningkatkan kinerja bandara tersebut.

"Selama ini, pemerintah menggelontorkan Rp 100 miliar per tahun dari APBN untuk operasional Bandara Radin Inten II. Diharapkan, AP II bisa menghasilkan Rp 110 miliar per tahun, yang nantinya bisa di-swing ke pemerintah. Dan angka tersebut, bisa digunakan untuk pembangunan bandara di daerah lain yang membutuhkan," papar BKS.

Dijelaskan, dana APBN yang dikucurkan untuk suatu bandara, merupakan salah satu bentuk stimulus untuk meningkatkan pelayanan dan keselamatan penerbangan.

Baca juga : Sah, Angkasa Pura II Kelola Bandara Radin Inten II

"Kalau dananya berasal dari APBN, pemerintah hanya bisa memenuhi maksimal 30 pesen. Jadi, kalau kebutuhannya sekitar Rp 1.400 triliun, maka maksimal hanya bisa terpenuhi Rp 800 triliun," ungkap BKS.

Kerja sama pemanfaatan BMN ini merupakan salah satu amanat Presiden Jokowi, agar pihak swasta lebih berperan dalam membangun Indonesia.

"Sesuai amanah presiden, pembangunan harus memiliki nilai tambah bagi masyarakat di daerah tersebut. Karena itu, bila Bandara Radin Inten II dimanfaatkan secara optimal, maka sektor kargo seperti ekspor ikan dan sektor pariwisata bisa meningkat," jelas BKS.

Dalam pengembangan transportasi dari dan menuju Bandara Radin Inten II, BKS mengaku sedang mempersiapkan pembangunan kereta bandara.

"Untuk kereta bandara Lampung, akan dikembangkan paling lambat pada tahun 2021. Sehingga, mempersingkat waktu tempuh penumpang dari Bandar Lampung ke Radin Inten. Yang tadinya jarak tempuh 1 jam, diharapkan bisa kurang," paparnya.

Baca juga : Sah, Angkasa Pura II Kelola Bandara Radin Inten II Lampung

Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin menjelaskan, Bandara Radin Inten II akan bersinergi dengan bandara-bandara lain di bawah pengelolaan AP II, yang saat ini berjumlah 17 bandara.

"Tentunya, kami melakukan pengembangan infrastruktur di bandara yang diserahkan ke AP II, melalui skema KSP barang milik negara seperti Radin Inten II di Lampung dan Tjilik Riwut di Palangkaraya," katanya.

Awaluddin menambahkan, pengelolaan, optimalisasi, dan pengembangan fasilitas bandara milik pemerintah oleh AP II melalui skema KSP barang milik negara akan menghemat APBN.  Sebab, biaya investasi dan operasionalnya berasal dari AP II.

"AP II telah memiliki rencana pengembangan di Bandara Radin Inten II dengan nilai investasi Rp 500 miliar untuk 30 tahun,” ujarnya.

Sekedar informasi, Bandara Radin Inten II melayani 1,99 juta jumlah penumpang pesawat pada tahun 2018, dengan 16.058 pergerakan pesawat. Bandara ini memiliki terminal penumpang pesawat baru yang diresmikan Presiden Jokowi pada Maret lalu.

Baca juga : Menhub Bakal Saksikan Kerja Sama Pengelolaan Bandara Radin Inten II Oleh AP ll

Terminal baru seluas 9.650 meter persegi ini mengedepankan budaya lokal, dengan menampilkan Siger di beberapa area, yang merupakan simbol kebanggaan yang sangat melekat dengan masyarakat Lampung.

Di samping itu, terminal ini juga dibangun dengan konsep eco airport dan eco energy. Terminal baru ini berkapasitas sekitar 3 juta penumpang per tahun, dan didukung runway berukuran 2.500 x 45 meter serta apron berukuran 565 x 110 meter, untuk 12 parking stand pesawat. Bandara ini memiliki 3 helipad berukuran 24 x 24 meter. [KPJ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.