Dark/Light Mode

Gebyar Bina Keluarga Balita

Menko PMK: BKKBN Tulang Punggung untuk Capai Indonesia Emas 2024

Selasa, 12 Desember 2023 20:08 WIB
Menko PMK Muhadjir Effendy (kiri) bersama Kepala BKKBN Hasto Wardoyo. (Foto: Dok. BKKBN)
Menko PMK Muhadjir Effendy (kiri) bersama Kepala BKKBN Hasto Wardoyo. (Foto: Dok. BKKBN)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Prof Muhadjir Effendy hadir dan membuka Gebyar Bina Keluarga Balita untuk 1.000 HPK (Hari Pertama Kehidupan) yang digelar Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), di Jakarta, Selasa (12/12). Dalam arahannya, Muhadjir menekankan pentingnya membangun manusia Indonesia berkelanjutan guna memanfaatkan bonus demografi dan menghadapi Indonesia Emas 2045.

"Ini harus menjadi perspektif baru BKKBN untuk menyiapkan generasi Indonesia Emas 2045. Saya mohon Pak Kepala BKKBN bisa membuat platform itu. Jangan-jangan kita ini berpikiran bahwa setelah stunting selesai, (semuanya) beres. Ini yang harus jadi pembangunan manusia Indonesia berkelanjutan, itu harus betul-betul dipastikan,” kata Muhadjir, yang didampingi Kepala BKKBN Hasto Wardoyo.

Acara yang digelar di Kantor BKKBN di Jakarta Timur itu dihadiri juga Ketua Umum Persit Katika Chandra Kirana Uli Maruli Simanjuntak, Bupati Tabanan (Bali) I Komang Gede Sanjaya, Bupati Solok (Sumatera Barat) Epyardi Asda, dan sejumlah pejabat di lingkungan kementerian dan lembaga.

Muhadjir menekankan, pemenuhan gizi itu tidak hanya selesai di Baduta (Bayi di bawa dua tahun), tapi mau sampai Balita, kemudian remaja, sampai menjadi manusia produktif. Semuanya harus dijamin pemenuhan gizi.

Muhadjir menerangkan, saat ini Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia 72,3. Artinya, Indonesia termasuk negara yang IPM tinggi.

"Kan ada rendah, sedang, tinggi dan yang terakhir sangat tinggi. Untuk sangat tinggi itu skornya harus 80. Di dunia ini tidak sampai 20 negara yang sudah mencapai sangat tinggi. Nah, Indonesia untuk bisa mencapai sangat tinggi itu berarti masih butuh sekitar 8 poin. Tapi luar biasa saya berkunjung ke beberapa daerah itu sudah banyak yang mendekati sangat tinggi," jelas Muhadjir.

Baca juga : Sekjen Kemendes: TEKAD Adopsi Banyak Model Pembangunan Untuk Indonesia Timur

Dia melanjutkan, Indonesia ingin generasi mendatang lebih sehat, lebih cerdas, lebih kuat, dan berbudi mulia. Untuk itu, badannya harus semakin tinggi.

"Selama kita nggak tinggi-tinggi, sepak bolanya ya kalah terus. Jadi, ukurannya sebetulnya gampang. Kita akan maju tidaknya di Indonesia itu nanti sepak bolanya bisa lolos di Olimpiade atau nggak. Kalau belum, belum maju menurut saya,” ujar Muhadjir.

Guna menuju Indonesia Emas 2045, Muhadjir mengatakan, masih butuh waktu 22 tahun lagi. “Ibu-ibu bisa menghitung, bayi yang lahir sekarang berarti tahun 2045 umurnya 22 tahun. Yang sekarang umur yang 10 tahun berarti nanti 32 tahun. Mereka harus disiapkan," ujarnya.

Kekhawatiran yang muncul, menurut Muhadjir, karena banyak contoh negara-negara yang sudah memanen bonus demografi tetapi tidak membuat negaranya menjadi maju. Misalnya beberapa negara Afrika, beberapa negara Amerika Selatan. Mereka sudah melewati bonus demografi tapi tidak bisa memanen karena tidak bisa memanfaatkan momentum itu.

Untuk itu, Indonesia harus mempersiapkan dengan baik agar bisa memanen bonus demografi. "Ini tulang punggungnya adalah BKKBN. Dan seluruh stakeholder yang terlibat, mulai dari ibu-ibu TNI-Polri, sampai Bupati/Wali Kota, Gubernur, kemudian masyarakat itu harus betul-betul bertanggung jawab," kata Muhadjir.

Senada dengan hal itu, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menyebutkan, perlu kehati-hatian dalam menyiapkan sumber daya manusia Indonesia. Kata dia, 2035 terjadi aging population. Pada tahun tersebut banyak orang tua yang pendidikannya rendah, ekonominya juga rendah.

Baca juga : Darmizal: Gibran Siap Wujudkan Indonesia Emas 2045

"Nah, inilah yang menjadi PR kita bersama. Mungkin Pak Bupati Solok akan merasakan ini, kalau Pak Bupati Tabanan, tidak. Nah, itu karena beliau sudah lepas dari middle income trap. Nah, inilah yang perlu kita hati-hati bersama dalam menyarankan untuk menyiapkan sumber daya manusia,” kata Hasto.

"Saya titip kepada orang tua hebat ini untuk betul-betul mendampingi keluarga di sekitarnya. Bangunlah jiwanya, bangunlah raganya. (Mengasi) stunting baru membangun raganya, tetapi jiwanya belum. Karena, apa gunanya kita gagah tinggi, tapi senyum sendiri ngomong sendiri? Apa gunanya kita tidak stunting, gagah tinggi besar, tetapi mental disorder error. Kalau ada dia pasti kacau, hati-hati, hari ini angkanya 9,8 persen," ujar Hasto.

Penghargaan BKKBN 

Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya menyampaikan ucapan terima kasih atas penghargaan yang diberikan BKKBN dan berkomitmen untuk memberikan perhatian secara serius terhadap kesehatan anak-anak.

"Saya dan Ibu Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Tabanan sebagai Duta Orang Tua Hebat Tingkat Nasional. Dalam forum Gebyar BKB untuk 1.000 HPK tahun 2023 ini, penghargaan ini kami nilai sebagai sebuah pengakuan juga merupakan motivasi yang diberikan BKKBN kepada Pemerintah Kabupaten Tabanan dalam rangka memastikan tingkat kesehatan anak-anak di Kabupaten Tabanan terjaga dengan baik,” kata Komang.

Komang melanjutkan, Kabupaten Tabanan berkomitmen untuk memberikan perhatian secara serius terhadap kesehatan anak-anak. Saat ini, prevalensi stunting di Indonesia sebesar 21,6 persen. Sementara, target yang ingin dicapai Presiden Jokowi adalah sebesar 14 persen.

"Hari ini, Bali dan Tabanan status stuntingnya hanya 8,2 persen. Jadi, sangat melebihi target apa yang disampaikan Bapak Presiden. Kami tidak puas, tidak cukup, hanya 8,2 persen. Apalagi di Bali, kalau sampai ada stunting, malu," ucapnya.

Baca juga : Membaca Gagasan Capres-Cawapres Mengatasi Persoalan Penegakan Hukum di Indonesia

Hal senada disampaikan Bupati Solok Epyardi Asda. "Alhamdulillah, akhirnya Solok bisa menurunkan stunting dari 40,1 menjadi 24,1. Tetapi kami yakin, sesungguhnya, by name, by address, saat ini Solok di bawah 20 persen tingkat stuntingnya," ucapnya.

Dia yakin, pada 2024, angka stunting di Solok di bawah 15 persen. "Inilah target kami untuk Kabupaten Solok. Karena semua kemampuan, semua kekuatan, akan kami kerahkan,” ujar Epyardi.

Kegiatan ini diselenggarakan secara hybrid di Auditorium Kantor BKKBN, Jakarta Timur, dan ditayangkan secara live streaming di YouTube Channel @BKKBN Official. Pada rangkaian kesempatan ini, diselenggarakan juga penyerahan Apresiasi dan Penghargaan untuk tahun 2023 di antaranya: Mitra Kelas TPK Hebat; Pemenang Lomba Media Inovatif TPK Hebat, Komitmen dan Kerja Keras dalam Pelaksanaan Optimalisasi Layanan BKB Holistik Integratif Unggulan; Dedikasi dan Komitmen dalam Mewujudkan Desa/Kelurahan Bebas Stunting (De'Best) di 1000 HPK; Capaian Gerakan "Ayo Ikut ke BKB/Posyandu"; Pemenang Lomba Poster Pelaksanaan Audit Kasus Stunting; Kabupaten/Kota Terbaik dalam Melaksanakan Praktik Baik Audit Kasus Stunting Indonesia (Petik Aksi) III dan IV; serta Wisuda Kelas Orang Tua Hebat (Kerabat).

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.