Dark/Light Mode

Soal Data Deforestasi Di Indonesia

Menteri Siti: Kita Nggak Main-main

Rabu, 24 Januari 2024 07:30 WIB
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya. (Foto: Antara)
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya. (Foto: Antara)

 Sebelumnya 
Siti mengklaim, penurunan angka deforestasi di Indonesia mendapat apresiasi di sejumlah lembaga internasional, termasuk Perdana Menteri Norwegia pada saat acara COP28.

Siti mengatakan, pihaknya terus mengontrol angka deforestasi di Indonesia dengan mengimbau perusahaan atau setiap proyek di satu kegiatan untuk melakukan konsep zero deforestasi.

“Kira masih membangun ja­lan, memberikan perumahan, itu nggak bisa dibilang deforestasi. Karena ada penanaman kem­bali,” ungkap Siti.

“Jadi perkiraan saya ke depan, malah angkanya akan lebih baik lagi dari yang sekarang,” katanya.

Baca juga : Mahfud Sebut Angka Deforestasi Hutan RI 12,5 Juta Hektare, Menteri LHK Membantah

Mengenai pembangunan IKN (Ibu Kota Negara) Nusantara di Kalimantan, Siti mengatakan, wilayah itu dibangun di hutan tanam, yaitu hutan yang diman­faatkan untuk ditanam kem­bali, sehingga tidak termasuk deforestasi.

Siti meminta berbagai pihak hati-hati menggunakan isu de­forestasi.

“Jangan lupa lho ya, deforestasi ini adalah isu internasional yang bisa melemahkan negara, jadi kita mesti hati-hati,” tegas dia.

Itu sebabnya dia berani “menantang” internasional, membandingkan metode peng­hitungan deforestasi. Pasalnya, metode yang digunakan Eropa, tidak sama dengan metode tropis.

Baca juga : Habis Isu 15 Menteri Mundur, Terbit Isu Kabinet Tak Nyaman

“Ini sedang kita kerjakan, kita dibantu oleh Norwegia, dibantu oleh Amerika juga WRI interna­sional. Kita mau rapikan metode ini kalau dia benar metodenya Indonesia, lepas begitu, cocok, nah kita akan pakai untuk negara tropis mulai dari ASEAN,” tan­das Siti.

Sementara, Mahfud mengatakan, data yang disampaikannya saat debat cawapres tidak salah, tapi beda dari yang dipegang Siti.

“Yang disampaikan Bu Siti Nurbaya itu deforestasi netto, data yang ada di KLH dan di BPS itu yang memang ada di situ,” ucap Mahfud di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, Se­lasa, (23/1/2024).

Dia mengaku, menggunakan data dari Global Forest Watch. Global Forest Watch memotret hilangnya atau tutupan hutan dalam waktu tertentu. Sedang­kan deforestasi netto itu meru­pakan deforestasi bruto dan dikurangi reforestasi.

Baca juga : Koleksi 3 Angka, Timnas Indonesia Bayar Tunai Janji Kalahkan Vietnam Malam Ini

“Padahal, yang rusak sebelum reforestasi itu tetap rusak karena terjadi deforestasi. Karena Bu Siti Nurbaya mengurangi itu dengan reforestasi, itu bisa menghitung seperti itu, gitu,” tambahnya.

Mahfud mengaku juga membaca data yang ada di Badan Pusat Statistik (BPS) dan KLHK. Namun, dia tetap menggunakan data Global Forest Watch.

“Itu saja, tidak apa-apa bagus ini. Sama-sama benar, tinggal mau baca dari mana, bruto atau netto. Saya pakai Global Forest, itu setiap tahun rusaknya dalam 10 tahun, nih segini loh ru­saknya,” tandas Mahfud.

Artikel ini tayang di Rakyat Merdeka Cetak edisi Rabu 24/1/2024 dengan judul Soal Data Deforestasi Di Indonesia, Menteri Siti: Kita Nggak Main-main     

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.