Dark/Light Mode

Jelang Ramadan, Pemerintah Jamin Ketersediaan Pangan

Masyarakat Tenang Ya, Tak Perlu Panic Buying

Rabu, 6 Maret 2024 07:25 WIB
Direktur Jenderal Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Isy Karim. (Foto: Ditjenpdn Kemendag)
Direktur Jenderal Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Isy Karim. (Foto: Ditjenpdn Kemendag)

RM.id  Rakyat Merdeka - Jelang Ramadan, Kementerian Perdagangan (Kemendag) meminta masyarakat tetap tenang dan tidak panic buying. Pemerintah menjamin ketersediaan pasokan komoditas pangan selama bulan puasa hingga Idul Fitri tahun ini.

Direktur Jenderal (Dirjen) Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Isy Karim mengatakan, Pemerintah telah mengamankan stok kebutuhan pokok, khusus­nya beras. Masyarakat jangan khawatir soal ketersediaan paso­kan pangan saat bulan Ramadan hingga Lebaran nanti.

“Jadi, panic buying bukan karena ketiadaan beras, tapi didasarkan pada keinginan mendapat harga yang lebih murah. Ingat, panic buying bisa membuat harga menjadi lebih buruk,” ujar Karim di Jakarta, Senin (4/3/2024).

Lebih lanjut, dia mengimbau masyarakat berbelanja dengan bijak dan sesuai dengan kebutu­han. Bila merasa takut dengan kenaikan harga beras, Pemerintah sudah menyiapkan alternatif beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dari Perum Badan Urusan Logistik (Bulog).

Baca juga : Real Madrid Vs RB Leipzig, Los Blancos Tak Jumawa

“Tahun lalu SPHP tidak ada di retail modern. Saat ini sudah tersedia,” imbuhnya.

Senada, Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) Rachmi Widiriani juga meminta masyarakat tidak belanja berlebi­han. Menurut dia, belanja ber­lebihan dapat menimbulkan food waste atau sampah makanan.

“Jangan khawatir, bantuan pangan untuk beras masih akan terus diserahkan kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) hing­ga Juni nanti. Sebentar lagi juga akan rilis bantuan keluarga yang berisiko stunting, berupa ayam 1 kg dan telur 10 butir. Ini akan diberikan untuk 1,4 juta keluarga risiko stunting,” jelas dia.

Rachmi memastikan, Pemerintah akan terus menjalankan berbagai program untuk men­jaga stok dan memenuhi kebu­tuhan pangan masyarakat.

Baca juga : Tanpa CR7, Portugal Bisa Juara

Dia berharap, seluruh pro­gram tersebut dapat membantu masyarakat memenuhi kebutu­han pangan. “Kami akan terus bekerja untuk menjaga keterse­diaan pasokan dan harga bahan pokok,” tandasnya.

Terpisah, Ketua Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) DKI Jakarta Nellys Soekidi mengungkap­kan, harga beras di Pasar Induk Cipinang turun sebesar Rp 2.000 per kilogram (kg) dalam dua pekan terakhir. Saat ini, harga beras medium di Pasar Induk Rp 12.300 per kg, sedangkan beras premium dibanderol Rp 14.000 per kg.

“Harga semakin turun, jika dibandingkan dengan Selasa (20/2). Saat harga beras di Pasar Induk Cipinang mengalami penu­runan mencapai Rp 1.000 per kg. Penurunan harga terjadi di semua jenis beras, mulai dari medium hingga premium di kisaran Rp 700-Rp 1.000 per kg,” jelas dia.

Sekjen Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Reynaldi Sarijowan menyatakan, jelang Ramadan kenaikan harga bahan pokok tidak hanya terkonsen­trasi pada komoditas beras, tapi juga cabe merah hingga minyak goreng.

Baca juga : Windy Idol Jadi Tersangka Kasus Pidana Pencucian Uang

Pihaknya mencatat terjadi kenaikan harga ayam ras ju­ga di sejumlah daerah, kar­ena tingginya permintaan pasar. Ketidakstabilan pasokan ditam­bah dengan harga yang tinggi, membuat para pedagang men­galami penurunan omzet.

“Perhitungan kami, keuntun­gan pedagang turun 45 sampai 50 persen, dampak kenaikan harga,” ucapnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.