Dark/Light Mode

BPJS Kesehatan Rogoh Rp 10 Triliun

Menkes Ajak Anak Muda Hindari Rokok

Kamis, 6 Juni 2024 07:25 WIB
Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin. (Foto: Kemenkes)
Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin. (Foto: Kemenkes)

 Sebelumnya 
Karenanya, sambung dia, pihaknya mendorong upaya pengendalian tembakau dari pemerintah, melalui pengesahan RPP Kesehatan agar anak-anak dam masyarakat rentan lain, khususnya masyarakat miskin, dapat terlindungi dari bahaya rokok.

Peneliti dari Pusat Kajian Jaminan Sosial (PKJS) Universitas Indonesia (UI), Risky Kusuma Hartono mengatakan, kampanye SOS juga mengingatkan pemer­intah soal masalah stunting. Menurut dia, Indonesia sulit menurunkan prevalensi stunting, bila konsumsi rokok masih tidak terkendali.

“Hasil penelitian PKJS UI, peningkatan 1 persen belanja rokok, meningkatkan 6 persen kemiskinan. Artinya, bila rumah tangga miskin terus menerus membelanjakan uang untuk rokok, mereka akan terus ter­jerat dalam jurang kemiskinan,” terang Risky.

Baca juga : DPRD: Jangan Terapkan Hukum Denda Dulu Deh

Di media sosial X, netizen juga ramai menyatakan dukun­gan terhadap kampanye soal bahaya rokok. Akun @putri­yayya mengaku heran dengan kebiasaan anak muda sekarang yang menjadi rokok sebagai pelarian dari stres.

“Buat beli rokok sama alko­hol, duitnya ngalir terus. Tapi, giliran disuruh ke psikolog, bi­langnya mahal. Emang gitu anak muda zaman sekarang,” cuitnya.

Senada, akun @gatauahdark juga menyesalkan adanya keya­kinan orang, yang menyebut rokok dapat meredakan stres, dan bagian gaya hidup. “Para perokok nggak mikir jauh soal bahaya rokok, karena mereka mikir kalau ngerokok jadi lebih enak. Padahal, kandungannya bikin adiktif, sehingga mereka nggak bisa berhenti merokok,” tulisnya.

Baca juga : Indo­nesia Vs Irak, Wajib Menang

Akun @aipsnbrp mengaku prihatin dengan banyaknya anak muda yang lebih memilih mem­beli rokok dari pada makanan bergizi. “Pernah ngantri di kasir, depan gue ada pemuda kurus lama banget, taunya lagi milih-milih rokok. Kata gue dalam hati, mending beli makanan sehat, dari pada banyakin ngero­kok. Badan kan butuh makanan bergizi,” ungkapnya.

Akun @rahmat3prawira me­nilai, pemerintah Indonesia perlu belajar upaya penurunan jumlah perokok dari negara lain, jika in­gin menyelamatkan anak muda dari bahaya rokok. “Di Inggris, pencegahan dilakukan dengan menaikkan batasan umur mini­mal yang diperbolehkan untuk membeli rokok, yaitu 18 tahun. Batasan minimal ini dinaikkan setiap tahun, sehingga angka perokok muda bisa ditekan,” paparnya.

Akun @bumbumprett menegaskan, asap rokok lebih bahaya dari asap kendaraan. “Emang belum pada tau? Dalam 1 batang rokok ada ribuan senyawa polutan, sementara asap kendaraan cuma mengandung 10 senyawa polutan berbahaya. Rokok dihisap lewat mulut, tapi orang-orang pada nutup mulut ketika ada asap kendaraan,” imbuhnya.

Baca juga : Sinner Kudeta Kursi Djoker

Artikel ini tayang di Rakyat Merdeka Cetak edisi Kamis, 6 Juni 2024 dengan judul BPJS Kesehatan Rogoh Rp 10 Triliun, Menkes Ajak Anak Muda Hindari Rokok

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.